Jumat, 06 Desember 2013

Tetap Percaya Masih Ada Kesempatan Selanjutnya

Akhirnya....kesempatan bekerja di Kalimantan aku lepas. 
Setelah banyak rasa keragu-raguan dalam diri, dan ada beberapa masukan yang aku ambil dari orang-orang di sekitarku, akhirnya keputusan untuk melepas kesempatan kerja itu ku ambil. Sedih memang, merasa bersalah memang. Sedih karena aku takut tidak akan mendapatkan kesempatan yang sama lagi, dan merasa bersalah karena, aku merasa seperti telah berbohong pada yayasan.
Tapi semua telah terjadi dan ga ada yang perlu ku sesali dalam-dalam, aku harus melanjutkan langkah ini. Semua impian dan harapanku harus ku kejar lagi...
Yah....keraguan dan ketakutan akan masa depan tetap ada, tapi aku tetap harus melangkah lagi.
Sepintas muncul di benakku, jika kesempatan kemarin sebenarnya adalah rencana Tuhan yang tepat untukku, aku tidak akan takut....
Aku tetap akan percaya, Tuhan akan membuat kesempatan-kesempatan yang baru padaku dan akan lebih indah dari yang dulu.
Satu yang pasti aku percaya, Dia tahu yang paling baik dan paling tepat untukku.
Mungkin aku sekarang ini harus lebih banyak belajar lagi, supaya nanti aku benar-benar telah siap untuk mengajar dan mendidik anak-anak.

Pernah kepikiran, mau kerja di luar Jawa yang dalam tanda kutip masih tertinggal baik dari saran dan prasarana ataupun dari segi-segi yang lainnya. Atau tetap kerja di Jawa yang fasilitas, sarana dan prasarananya jauh lebih lengkap dari daerah di luar Jawa?

Mau memajukan putra-putra bangsa atau mau mencari kehidupan yang lebih baik dalam tanda kutip bekerja di tempat yang fasilitasnya kumplit?

haha....
jujur- ternyta menjadi pencari kerja itu sulit dan banyak galaunya....hehe

Mau memajukan bangsa atau mau mencari kehidupan yang lebih layak?

Jika dipikir-pikir bekerja di luar Jawa itukan masih  tetap bekerja di negeri sendiri yaitu negeri Indonesia, bukankah begitu?
Andaikan semua guru di Indonesia itu dirotasi tempat kerjanya- yang dulu kerja di kota kemudian ditempatkan di daerah pelosok-pelosok dan tertinggal-begitu juga sebaliknya, supaya semuanya merasakan enak dan pahitnya tempat-tempat di negeri ini dan supaya semua guru tahu daerah mana yang sebenarnya memang perlu bantuan lebih. Dan yang lebih utama supaya bangsa ini benar-benar maju dan lebih maju lagi.

Andaikan.....
  










Karena, kalau tidak dirotasi sudah pasti semua orang pengennya kerja di tempat yang fasilitasnya lengkap dan canggih dan kalau bisa di sekolah yang berlebel favorit. Bukankah begitu?
haha..... inilah kegalauanku sekarang ini.

berharap semoga blog dan tulisan ini ada yang baca.
Selamat bulan Desember dan selamat menunggu hari Natal, bagi yg merayakannya...
BD...

Sabtu, 09 November 2013

Smua ku serahkan pada-Nya

Ups.... sudah bulan November, dan sekarang sudah pertengahan November...
lagi sempat buka blog ini lagi setelah kemarin-kemarin modemnya gak cukup plznya. hehe...

Oh ya akhirnya tuntas sudah masa-masa kuliah dan akhirnya tepatnya bulan Oktober kemarin aku benar-benar sudah lulus - karena sudah punya ijazah- dan juga sudah wisuda. *tnks a lot God.
Kini aku benar-benar berada di sebuah titik, di mana aku mencari pekerjaan, di mana aku membuat lamaran pekerjaan yang sesungguhnya, di mana aku mengirim lamaran, di mana aku menunggu balasan dari surat lamaranku, dan di mana akhirnya lamaranku akhirnya dijawab lewat telepon , tepatnya kemarin pagi. Tetapi ternyata sebuah jawaban yang cukup sulit karena, ternyata penempatan pekerjaannya di pulau Kalimantan. Tempat yang cukup jauh menurutku meskipun pada kenyataannya tempat itu masih masuk wilayah Indonesia...hehee....ternyata baru aku merasakan begitu luasnya negeri Indonesia ini...hehe meskipun sekarang ini aku pun belum pergi ke Kalimantan. Sebuah keputusan yang berat bagiku, karena harus meninggalkan Jogja. ya... ternyata baru ku sadari juga aku belum benar-benar mengenal Jogja secara dalam. 

Memang semua belum terjadi, wong ini tadi baru jawaban dari lamaranku kok dan memang belum ada kepastian apakah aku benar-benar akan mengambil keputusan untuk bekerja di Kalimantan. Tetapi ternyata bayang-bayang mau meninggalkan Jogja sudah menghantuiku, dan imajinasi-imajinasi "seandainya aku jadi ke Kalimantan pun bermunculan."
Pernah kepikiran aku ingin bekerja jauh dari orang tua, aku ingin mandiri. Yah sempat kepikiran seperti itu, tetapi ternyata baru menerima jawaban lamaran dan disebutkan penempatan di Kalimantan saja rasanya sudah cukup membuatku galau....hehe

Ternyata dalam diri dan pikiran ini banyak muncul segudang kekhawatiran. Kekhawatiran tentang hidupku nantilah, tentang bagaimana gajinya apakah bisa untuk menjalani hidupku, dan bagaimana jika aku sudah punya keluarga nanti apakah gajinya benar-benar cukup, dan kekhawatiran-kekhawatiran yang lainnya.

Kemarin-kemarin sempat berdoa supaya Tuhan memilihkan tempat pekerjaan yang tepat untukku
Sekarang bertanya-tanya, apakah Tuhan benar-benar sudah menjawab doaku dan apakah Dia sungguh sudah memilihkan tempat yang tepat untukku.
Kenapa aku jadi ragu begini.
Kenapa sekarang muncul segudang kekhawatiran dalam diriku.
Tuhan, jika memang benar itu pilihanMu, 
Ajari aku untuk menerima dan menjalani pilihanMu itu, supaya aku tidak tersesat.
Jika Engkau sudah memilihkannya untukku, yang akan terjadi pada hidupku biarkanlah terjadi.
Aku yakin bersamaMu aku tidak akan tersesat.
Smuanya kuserahkan padaMu Tuhan.....

Sekian dulu....sharing-sharing dariku....
smoga bermanfaat bagi smua....
BD

Rabu, 18 September 2013

Sulitnya Berkomitmen Itu ya...

Sudah bulan September, sudah lama ya aku tidak nulis di blog ini... hehehe
Kemana aku selama ini?
Aku sibuk kah?
haha...aku hanya menyibukkan diri dengan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Apa itu? tidak usah disebutkan.
Yang jelas. . .
Selama ini aku ternyata tidak lagi memegang komitmen-komitmenku. Ya baik itu kkomitmenku untuk dekat dengan Tuhan, dan komitmen-komitmenku yang ternyata tidak aku tepati. huhu...

Kemarin-kemarin aku gagal mempercepat revisi skirpsiku sehingga hampir 3 bulan sejak pendadaran, skripsiku baru aku jilid dan baru aku kumpulin di kampus. Selama itu aku setres dengan kegagalan untuk berkomitmen dengan pekerjaan dan deadline-ku. Dan karena setres itu aku makin malas berdoa ternyata...huh....
Aku jarang lagi ke kapel adorasi.
Dan ternyata hidupku berantakan akhir-akhir ini, semenjak aku jarang berdoa.
Tetapi....aku tetap bersyukur ternyata dalam keadaan galau dan kacaunya diriku, akhirnya skripsiku dapat selesai sampai tuntas sampai penjilidan dan beruntungnya aku masih diberi waktu dan kesempatan untuk mendaftar wisuda. Yap aku masih boleh ikut wisuda di saat hidupku ini kacau. Terimakasih Tuhan, Engkau masih sangat setia menemaniku,
Terimakasih Tuhan, Engkau tidak pernah melupakan komitmen dan janjiMu,
Terimakasih untuk semuanya Tuhan,
Akhirnya di saat hidupku kacau pun Engkau tidak pernah mmelepaskan genggaman tanganMu padaku.

Maaf lagi dan lagi aku menjauh dariMu
Maaf lagi dan lagi aku berbuat dosa...
Maaf ya...

Ok. kini aku tinggal nunggu wisuda dan hidup sebenarnya baru akan dimulai.
Aku yakin Engkau masih menemaniku dan akan menolongku Tuhan,
Semuanya ku serahkan padaMu.
Aku mau kembali bersemagat untuk berdoa denganMu.

Thanks a lot God"

Kamis, 11 Juli 2013

Mendengarkan Musik Bisa Mengobati Semangat Baru

Mendengarkan musik atau lagu-lagu kesayangan, lagu-lagu di radio, mp3 di komputer, di tape, atau pun di mana saja. Mendengarkan musik adalah salah satu hobiku, dari kecil aku suka dengerin musik di radio sebelum tidur. Akhir-akhir ini aku sering mendengarkan musik di radio memakai radio tape kecilku. Hanya pakai headset aku mendengarkan lagu-lagu di radio itu. Radio tape-ku itu sudah menemaniku sejak aku di SMA dulu, kira-kira tahun 2005, sudah lama kan? ya lumayan lama dan pasti modelnya juga sudah kuno. Tetapi bagiku tidak masalah model kuno, yang penting bisa menghiburku lewat lagu-lagu yang masih bisa ku dengarkan. 

Aku biasa tertarik dengan sebuah lagu melalui liriknya, ya jika suatu saat aku sedang mendengarkan sebuah lagu aku akan cermati liriknya dulu, jika lirik itu sangat menarik (baca: bisa menyemangati hidupku, menghibur hatiku) bagiku maka, aku pasti akan langsung tertarik dengan lagu itu. Biasanya saking tertariknya dengan sebuah lagu dari liriknya, begitu mendengarkan lagu tersebut aku akan mencatat beberapa bagian lirik lagu itu di HP-ku, kemudian aku cari lirik, penyanyi, dan lagunya di internet.

Kemarin malam aku mendengarkan sebuah lagu, sebenarnya aku pernah mendengarkannya tetapi aku lupa kapan tepatnya, tetapi karena sejak pertama aku sudah tertarik dengan lirik lagu itu, buru-buru tadi malam sambil mendengarkan lagu itu aku catat sebagian liriknya di Hp-ku. Kemudian barusan aku cari lagu, penyanyi, dan liriknya di internet, dan aku mendapatkannya. Lirik lagu ini sangat menyentuhku dan menurutku lagu ini juga bisa menyemangati seseorang yang mendengarkannya.
Begini sebagian liriknya di bagian refren-nya:

"ini bukan tentang piala
bukan juga tentang lencana
ini bukan tentang jadi juara
aku hanya seseorang, ingin bertualang
memandang dunia dari sudut yang berbeda"

Judul lagu itu  TUALANG oleh JONOTERBAKAR
bisa kalian dengarkan di https://soundcloud.com/tags/nyanyi%20gitaran

Saat setelah aku mendownload beberapa lagu dari Jonoterbakar, ada suatu perasaan dari dalam hatiku yang muncul,
"Bahwa apa pun panggilan hidup kita, mari coba nikmati dan terus semangat menjalani panggilan hidup kita itu"

Tidak tahu mengapa ada kalimat seperti itu yang tiba-tiba muncul dalam diriku, tetapi sesaaat aku mendengarkan lagu itu, aku berpikir mengapa penyanyi lagu itu bisa menciptakan lagu dengan lirik-lirik seperti itu?
Apakah benar pencipta lagu itu benar-benar menjalani hidup seperti lirik lagunya?
Jika ya...
menurutku sangat luar biasa
dan dia (pencipta lagu itu) menurutku sudah menikmati dan menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang pencipta lagu dan penyanyi. Dia benar-benar menuliskan semua yang dia rasakan dalam hidupnya.

Belum selesai...entah kenapa tiba-tiba kepalaku pusing sekali hari ini.


Sabtu, 06 Juli 2013

Menuliskan Keinginan dalam Bentuk Kalimat-kalimat Positif

Masih ingat dengan tulisan yang pernah saya tulis di blog ini- tentang kalimat positif?

"Hidup ini bukanlah sekumpulan rangkaian pengalaman acak yang belum pasti arah tujuannya, tetapi hidup ini adalah suatu rangkaian pengalaman acak yang saling berhubungan yang sudah pasti arah tujuannya"

Kira-kira itu inti dari tulisan kalimat positif yang pernah saya tulis.
Jadi, kalau kita mau percaya dengan kutipan inti dari tulisan kalimat positif di atas, mari mulai hari ini kita tuliskan sesuatu yang positif supaya nantinya kita pun mengalami hal-hal yang positif dari yang kita inginkan.
Mari tuliskan mimpi-mimpi kita di manapun; di kertas, buku, atau di blog pribadi.


Aku mau menjadi . . .
"Guru yang baik buat murid-muridku"
Baik dalam artian: pandai mengajar pelajaran, tidak membeda-bedakan murid, pandai dalam memberikan contoh tingkah laku, dan pandai dalam mengajarkan murid untuk mau berbagi dan menghormati sesamanya (pandai dalam mengajar dan mendidik muridnya).
 Seperti kata Romo A. Mintara Sufiyanta, SJ, 
"Meskipun memiliki kerapuhan, para guru tetap dipanggil untuk menemani perjalan hidup anak-anaknya"
Jadi saat ini saya ingin mencoba untuk terus menjalani dengan senang dan rasa syukur panggilan yang sedang ku jalani ini. 

Apa impian kalian?
saya yakin pasti impian-impian kalian banyak sekali. Mari mencoba untuk menuliskannya satu per satu dan terus berjuang untuk mencapainya.

Berkah Dalem.:D

Kembali Secepatnya, & Tetap Yakin Kasih-Nya Tak Pernah Berubah

Lama tidak nulis di blog ini, kira-kira sudah sebulanan. 
Dalam sebulan ini aku mengalami banyak masalah. Masalah tentang diriku. Masalah dengan komitmenku. Aku melanggar komitmenku. Aku melanggar janjiku. Bukan masalah pacar atau masalah cinta yang lainya. Tetapi masalah pribadiku dengan Tuhan. 
Aku semula berjanji untuk terus setia dengan-Nya. Ternyata tidak semudah yang diucapkan. Ternyata memanggul salib (baca: mengikuti Tuhan) itu sulit dan berat. Maafkan aku Tuhan.
Kini aku merasa seolah jauh dari-Nya. Tapi, kini aku sadar dan tidak mau terlalu jauh lagi dari-Nya. Aku harus kembali, kembali mendekati-Nya. Karena, seperti yang pernah saya tulis dan ucapkan sebelumnya bahwa berada di dekat Tuhan dan menjalani hidup ini bersama-Nya adalah suaatu kebahagiaan yang tak terkira. 
Aku percaya Dia masih dan akan tetap Bapa yang baik. Dia tak pernah berubah, baik dulu, sekarang, maupun besok. Aku menyadari aku telah menjauh dari-Nya dan kini aku harus secepatnya kembali lagi dekat dengan-Nya. Aku harus sadar bahwa aku tidak akan bisa hidup dan tidak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan apa pun saat aku jauh dari-Nya.

Tuhan aku mau kembali
Kembali berjalan bersamaMu
Maafkan segala dosaku yang membuatku menjauh dariMu
Memang sulit melawan cobaan dan godaan yang membuat ku menjauh dariMu
Tetapi aku yakin Kamu tidak tinggal diam 
Kamu pasti membantuku melawan semuanya itu
Tuhan maafkan aku
Aku rindu berjalan bersamaMu
BersamaMu adalah hal terindah dan termanis dari apa pun juga

Mari bangkit dan kembali yang merasa berdosa dan terlalu jauh dariNya.
"Saat kita merasa jauh dari-Nya, sadarlah dan kembalilah secepatnya kepada-Nya, percayalah bahwa hanya bersama-Nyalah kita akan merasa nyaman"

GBU....:D

Jumat, 07 Juni 2013

Versi juara-ku...

Pernah aku berpikir dan bertanya dalam hati, "Apakah seorang juara harus selalu no. 1?, Apakah seorang dikatakan berhasil jika dia selalu mendapatkan nilai yang baik?, Apakah seorang dikatakan pandai jika dia selalu mendapatkan ranking satu terus?, Apakah seorang dikatakan pandai dan berhasil jika dia selalu masuk sekolah favorit?".
Bila pertanyaan itu dikontarkan kepadaku jawabanku yaitu tidak. Mengapa? 

Pernah tidak berpikir bahwa, seseorang yang mendapat ranking 1, juara 1, dan masuk sekolah favorit itu hanya beberapa jumlahnya jika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mendapat ranking 1, juara 1, dan masuk sekolah favorit. Lalu mau dikemanakan mereka yang terpinggirkan dan dianggap kurang pandai dan kurang berhasil itu?
Bukankah ada pernyataan semua manusia diciptakan unik! Itulah satu hal yang ku yakini. Dan aku berpikir bahwa semua manusia mempunyai keunggulannya masing-masing karena keunikkannya tadi. Maka, meskipun orang itu tidak mendapat ranking 1, juara 1, dan masuk sekolah favorit sekalipun tetapi aku tidak akan menganggapnya telah gagal dan sebagai anak yang bodoh. Mungkin si B tidak mendapat ranking 1 karena, ada masalah dengan motivasi belajarnya atau masalah-masalah yang lainnya. Dan jika si B bisa mengatasi masalahnya itu pasti dia juga bisa mendapatkan ranking 1. 
Pernah dengar atau membaca cerita tentang seseorang yang dianggap bodoh terus tidak sekolah kemudian malah bisa menemukan sebuah penemuan besar yang sangat penting di dunia. Nah itu adalah salah satu contoh bahwa seseorang yang tidak pernah mendapat ranking 1 atau mungkin lebih ektrimnya lagi seseorang yang tidak pernah mendapat ranking 10 besar atau mungkin yang selalu mendapat ranking terakhir di kelasnya sekalipun dia tetap bisa berhasil dan bisa maju dan pada akhirnya bisa dikatakan seorang yang melebihi seseorang yang mendapatkan ranking 1, jika dia bisa mengatasi masalah yang menjadi penghalang dalam hidupnya untuk maju. 

Pernah aku baca sebuah stiker yang berbunyi, "Untuk menjadi seorang yang pandai itu mudah tetapi untuk menjadi seorang yang pandai sekaligus baik itu yang sulit?." Mungkin pernah atau banyak kita temui seorang yang dikatakan pandai, dia selalu mendapat ranking 1 di kelasnya tetapi, ternyata orangnya sombong, pelit, tidak pernah menghargai orang lain, dsb. Apakah seseorang yang seperti itu juga bisa dikategorikan pandai lagi?. Jadi, kita harus lebih menghargai lagi semua orang, tidak memandang orang itu harus selalu dapat ranking 1 atau selalu dapat ranking terakhir sekalipun karena, semua orang adalah unik dan punya potensi yang sama jika dia mau dan berhasil mengalahkan masalah yang menghalangi hidupnya.

Menurutku orang bisa dikatakan juara adalah seorang yang bisa mengatasi masalah yang menghalangi hidupnya dan seorang yang tidak pernah menyerah menghadapi masalah dalam hidupnya.
eits....dan satu lagi, dia juga bisa berbagi kebaikan dengan semua orang. :D

Apa versi kalian tentang seorang juara? Mari berbagi?

Jumat, 31 Mei 2013

Tanggal 31 Mei 2013

mmm . . .
Ada apa dengan tanggal 31 Mei 2013?
Tanggal terakhir di bulan kali ini?
Punya pacar barukah?
pacar?....haha jangankan baru, wong sampai sekarang belum punya pacar....."huhuhu.....kasian2" :D
haha...
Tapi yang jelas hari jumat  tanggal 31 Mei 2013 ini, bukan mau ngomongin soal pacar.
Yap...hari ini atau tepatnya pagi tadi jam 08:00 WIB, akhirnya aku ujian pendadaran juga.
 Ujian untuk mempertanggungjawabkan skripsi. Mungkin ujian ini berkesan terlambat jika dibandingkan dengan beberapa temanku yang lain, karena tepat pada tahun ini aku sudah 5 tahun kuliah. Hehe...tapi ga papa, & tidak akan menjadi masalah untukku. Bagiku hari ini tetap aku syukuri karena akhirnya aku bisa ujian pendadaran juga, setelah sibuk ngurusi skripsi. Dan sudah pasti tanggal 31 Mei 2013 akan menjadi hari yang bersejarah untukku dan akan selalu ku kenang.

Apa yang mau ku bagi ke pembaca?
Banyak hal yang membahagiakan buatku, saat mau ujian pendadaran - setelah ujian pendadaran selesai.
Hal pertama yang membahagiakan adalah: skripsi akhirnya diacc oleh Dosen pembimbing dan diperbolehkan untuk mendaftar ujian pendadaran. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera daftar - ujian- lulus. Pokoknya perasaannya waktu itu ingin segera lulus. Hehe...
Kedua adalah: saat melihat jadwal ujian pendadaran akhirnya ditempel di papan pengumuman.
Bagian kedua ini menjadi bagian yang membuatku senang sekali sekaligus bangga. Senang karena akhirnya benar-benar mau maju ujian pendadaran, bangga karena teman-teman yang lain akan melihat namaku di papan pengumuman.
Ketiga adalah: saat sudah selesai ujian pendadaran.
Rasanya lega sudah selesai ujian pendadaran. Akhirnya semuanya bisa berjalan dengan lancar. Terus aku rasanya sudah berada di ambang pintu keluar kehidupan kampus.
Tetapi, aku tidak mau terlalu berbesar hati, karena ini baru awal dari perjalanan hidup mandiriku.

Apa yang dapat aku pelalajari dalam ujian pendadaran?
Yang pasti banyak hal yang dapat aku pelajari selama dan saat ujian pendadaran, di antaranya:
  1. Belajar rilex dan santai
  2. Belajar berpikir positif
Belajar rilex dan santaiSelama ini aku orangnya cenderung tegang dan grogian.
Sebelum aku ujian pendadaran kemarin, aku mencoba untuk tidak tegang dan grogi seperti biasanya. Aku mencoba untuk mempersiapkan materi dan bahan yang mau saya presentasikan dengan sebaik-baiknya dan mencoba untuk tetap tenang.

Belajlar berpikir positif
Untuk menambah rilex dan santai dalam diri, aku mencoba untuk berpikir positif apa yang akan terjadi selama ujian pendadaran nanti. Caranya yaitu beranggapan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari Dosen selama ujian nanti bertujuan untuk membuatku semakin memahami apa yang aku tulis. Dan jika suatu ketika aku tidak bisa menjawabnya maka, hal itu juga akan membuat aku semakin memahami tulisanku dan akan membuat aku tahu di mana letak kekurangan dari tulisanku itu dan akan membuat skripsi ini semakin lengkap. Itulah yang coba kupikirkan berulang-ulang.

Yang pasti semua keberhasilan aku mencapai titik ini karena Tuhan, keluargaku tercinta - meski kadang aku masih merasa jengkel sama mereka (hehe....). Tidak lupa karena Dosen-dosen pembimbing, teman-temanku yang selalu menyemangati dan terakhir semua yang telah membantu dan mendoakan ku. Terimakasih untuk kalian semua. Tuhan memberkati kalian semua. :D

Tuhan aku bahagia karena hari ini- ujian pendadaranku- telah berjalan lancar,
Terimakasih masih setia berjalan bersamaku,
Semua ini karena berkat dan kebaikanMu....

GBU ALL....



Sabtu, 04 Mei 2013

Aku Rindu Ikut Doa Rosario.

Tak terasa sudah bulan Mei. Yang ku ingat di bulan Mei selalu ada doa rosario di lingkungan tempatku, gak tau kalau lingkungan yang lain hehe....
Tetapi, sudah begitu lama aku tidak ikut doa rosario di lingkungan. Karena apa? Alasannya karena capek, malas, banyak tugas, dll. Pokoknya jika mendengar ada doa-doa di lingkungan rasanya malas dan malas. Terakhir kali aku ikut doa rosario di lingkungan kapan ya? aku sudah lupa. Sepertinya saat aku masih SMA atau SMP dulu. Wah... sudah lama banget! Selama ini aku ngapain ya? Malaskah?

Di SMP maupun di SMA aku sudah mulai jarang berdoa rosario. Mungkin hanya satu atau dua kali aku ikut doa rosario di lingkungan. Aku terlalu banyak tugas itu alasanku. Padahal sebenarnya bisa ga ya aku menyempatkan sedikit waktuku untuk berdoa- "doa rosario." Aku berpikir seharusnya aku bisa, tetapi sugesti-sugesti dalam otakku mengatakan "aku malas dan banyak tugas."

Masih ingat dulu waktu aku masih SD, aku diajak bapak, ibu, dan kakakku untuk ikut doa rosario di lingkungan. Masih ingat aku waktu itu begitu semangat mengikuti doa-doa di lingkungan. Masih ingat waktu itu aku selalu punya kalung "tesbeh" rosario. Masih ingat waktu itu aku paling suka tesbeh rosario yang posfor, benar ga ya aku menyebutnya, pokoknya tesbeh rosario yang bisa menyala di malam hari. Masih ingat waktu itu aku bersama teman-teman SD-ku dengan semangat ikut doa rosario, sampai kami berlomba untuk mendapatkan giliran doa Salam Maria paling banyak dalam doa rosario, hehe rasanya bangga dan menang setiap kali aku bisa mendapatkan giliran doa Salam Maria paling banyak. Kami rela berebut datang lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk yang paling dekat dengan seseorang yang memimpin doa rosario, supaya mendapatkan giliran doa Salam Maria paling banyak. Haha begitu lucunya.

Tetapi begitu SMP, SMA, sampai sekarang masih belum lulus kuliah, aku berbeda. Aku tidak lagi aktif ikut doa rosario di lingkungan.

Tanggal 3 Mei 2013, kemarin malam tepatnya,
Aku pengen ikut doa rosario lagi di lingkunganku. Tidak tahu kenapa aku pengen ikut? tapi aku hanya pengen ikut. Awalnya aku lagi sibuk di laptop-ku, sibuk mengcopy foto-foto OMK ke flashdisk. Bapakku mengambil buku kidung adi dan mencari tesbeh rosarionya. Tanyaku pada bapak, "arep nang di Pak?"
Jawab bapakku, "arep doa rosaria." Jawabku, "bareng Pak, aku pengen melu." Jawab bapakku, "yo ayo."
Karena aku lama sibuk mencopy foto-foto OMK yang akan ku berikan kepada teman, yang rencananya foto-foto itu akan digunakan untuk presentasi pengenalan OMK kami saat acara anjangsana dengan OMK Boro hari sabtu malam ini. Bapakku pun pergi ke Kapel duluan. Sendirian!. Ibuku, kakakku, dan adikku. Juga tidak ikut doa rosario. Tidak tahu mengapa ibuku yang dulu ku kenal seorang yang rajin dan semangat ikut doa-doa di lingkungan, akhir-akhir ini tidak lagi aktif. Seingatku semenjak ibuku sudah tidak jadi pengurus di lingkungan, dia tidak lagi aktif di lingkungan. Aku sedih melihatnya... ya sangat sedih. Aku senang melihat ibuku yang dulu yang aktif di lingkungan, ibuku yang dekat dengan Tuhan. Dan aku akan lebih senang jika ibuku tetap aktif meskipun dia sudah tidak jadi pengurus lingkungan sekalipun. "Tuhan berkati ibuku supaya kembali aktif di gereja-Mu."
Ok lanjut ke ikut doa rosario.

Tepat jam 18.30 WIB sebelum ke Kapel aku mencari tesbeh rosarioku. Di kamarku aku sibuk mencarinya tapi, tidak juga ku temukan. Aku langsung ke kamar adikku dan pinjam tesbeh rosario milik adikku. Kemudian aku pun meluncur ke Kapel di tempatku untuk menyusul bapak mengikuti doa rosario. Sampai Kapel, ku lihat hanya ada 4 orang yang ikut doa rosario ditambah aku jadinya 5 orang. Sedikit banget ya? Berbeda dengan dulu waktu aku masih kecil yang ikut doa rosario banyak banget. Kemana sebenarnya orang-orang? Apakah mereka juga sibuk dengan kerjaannya masing-masing?..
haha gak usah bertanya yang enggak-enggak, la wong aku saja malas ikut doa rosario.

Sempat terlintas di benakku saat selesai doa rosario. Kemana ya tesbeh rosarioku, kok gak ada. Apa aku benar-benar sudah melupakan doa rosario sampai-sampai aku tidak ingat lagi kemana tesbeh rosarioku?
Kadang saat aku pergi ke tempat-tempat ziarah di goa-goa Maria, aku sering mengabaikan penjual tesbeh rosario, karena aku pikir aku masih punya tesbeh itu di rumah. Tetapi, kemarin malam baru aku sadari, aku sebenarnya sudah tidak punya tesbeh rosario lagi. Baru aku sekarang menyadarinya. Aku benar-benar telah lama meninggalkan-Nya.

Baik,. aku kemarin telah lama melupakan doa rosario tetapi sekarang aku rindu untuk ikut doa rosario.
Terkadang alasanku malas ikut doa rosario karena, doa rosario itu membosankan dan membuat ngantuk saja. Tetapi kini aku beranggapan bahwa doa rosario mengajarkan kesabaran seseorang dalam berdoa kepada Bunda dan Tuhannya.
Well... Selamat bulan Mei..selamat berdoa "rosario khususnya."

GBU All :D

Senin, 29 April 2013

Ternyata Aku Bodoh Banget!!

Kemarin hari Minggu, 28 April 2013 ada doa Taize di Kapel di desa saya. Memang sudah cukup lama teman-teman muda di wilayah kami tidak mengikuti doa Taize lagi di lingkup Paroki. Terakhir kami ikut bareng-bareng waktu itu karena kami juga dapat tugas koor, tepatnya hari minggu bulan Agustus tahun lalu. Kemarin Kapel kami ketempatan untuk mengadakan doa Taize separoki dan kami juga ditunjuk untuk mempersiapkan koor. Tetapi bukan cerita tugas-tugas yang kami lakukan yang akan aku bagikan kepada pembaca blog ini. 
Tepatnya bulan Agustus, 2012, kami dapat tugas koor untuk doa Taize di Kapel Daratan, Minggir. Sebelum acara doa dimulai memang secara sengaja orang yang datang mengisi presensi daftar hadir dan menuliskan doa permohonannya masing-masing. Doa permohonan ini nantinya akan dibacakan oleh seorang pembaca ujub pada saat acara doa Taize dimulai. Aku juga tak ketinggalan menuliskan doa permohonan pribadiku. Karena pada waktu itu aku baru ngerjakan skripsi dan masih belum beres, maka aku secara sengaja memohon doa biar cepat lulus kuliah. Yap itu doa yang tepat menurutku pada waktu itu. Acara pun dimulai, aku dan teman-teman wilayahku bernyanyi secara semangat tetapi halus. Akhirnya tiba saat pembacaan doa ujub dan doa permohonan semua yang mengisi pun dibacakan begitu juga dengan doa permohonanku. Setelah selesai dibacakan aku sedikit bangga karena bisa mendengar doa pribadiku dibacakan di depan teman-teman dan di depan Tuhan. Sempat terpikir olehku saat itu, kenapa ya aku harus menuliskan doa pribadi itu.
Bulan April 2013, aku dan teman-teman dapat tugas koor, dan menyiapkan tempat untuk doa Taize. Seperti doa Taize tahun lalu, sebelum acara doa dimulai kami disuruh untuk menuliskan doa permohonan pribadi kami masing-masing. Teman-temanku dengan semangat menuliskan permohonannya masing-masing begitu juga adikku.

 Sesaat sebelum menuliskan doa permohonannya adikku bertanya kepadaku, "kowe nulis doa pribadi ora mas?." 
Aku pun menjawabnya spontan, "ora waelah, pas doa Taize sing Agustus mbiyen aku nulis doa Taize-ben cepet lulus kuliah- tapi dina iki aku durung lulus kuliah, sripsiku malahan yo durung rampung. Aku isin!"
Adikku pun menjawab, "yo ra popo."
Jawabku lagi, "ah rasah wae."

Acara doa Taize pun dimulai, semua doa ujubpun dibacakan. Pikiranku masih terbayang-bayang oleh kata-kataku sendiri tadi, "ah rasah wae."
....aku pun kemudian merenung, apa to yang telah aku lakukan, ya apa to?
Deg...!, aku ternyata bodoh banget!, kenapa?
Karena aku telah meremehkan Tuhan, ya aku telah meremehkan kekuatan dan mukjijat-Nya. Dan ternyata di depan teman-temanku sendiri aku tak mau mengakui kelemahanku-aku malu mengakui kelemahanku- aku takut kalau dicap anak yang bodoh karena belum juga lulus kuliah. Dan karena keegoisanku aku pun melupakan kebesaran Tuhan. Kata-kata yang pernah terucap dan tertulis, Tuhan pasti menolongku karena Dia tak akan pernah meninggalkanku lenyap saat kejadian itu.
Setelah kejadian itu aku berpikir, aku begitu bodoh ya bodoh banget, aku telah mengecewakan Tuhan, aku telah meremehkanNya. Aku tak ada bedanya dengan Petrus salah seorang murid Yesus. 
Maafkan aku Tuhan, ampuni aku Tuhan, itu kata-kata yang berulang-kali ku ucapkan kemudian.

Jangan pernah meremehkan Tuhan itu salah satu hal yang ingin ku bagi kepada kalian. Dia mungkin belum menjawab doa-doa kita, tetapi janganlah berhenti berdoa! dan terus yakinlah bahwa Dia punya rencana yang indah buat kita masing-masing.
Maafkan aku Tuhan.

GBU all :D

Rabu, 17 April 2013

Jadikan "Dia" sebagai sahabat sejati kita

mmm . . . kali ini saya punya cerita lagi untuk kalian semua yang membaca blog ini. Cerita ini masih saya ambil dari sebuah buku yang pernah saya baca. Dan beginilah ceritanya yang sengaja saya bagi terkhusus untuk kalian semua . . .

DOA ANDRE
(Harton. Ketika Burung-burung Berhenti Berdoa. Jakarta: Fidei Press, hlm. 91-97)

Ada seorang bocah kelas IV SD bernama Andre. Dia tinggal di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina. Setiap hari Andre mengambil rute melintasi daerah tanah bebatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya di mana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan. Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya itu, bocah ini mampir sebentar ke gereja hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamatii oleh seorang pastor yang merasa terharu melihat sikap bocah yang lugu dan beriman itu.

"Bagaimana kabarmu Andre? Apakah kamu akan ke sekolah?"
"Ya, Pastor," balas Andre dengan senyumannya yang menyentuh hati Pastor itu. Pator itu begitu memperhatikan keselamatan Andre sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah itu, "Jangan menyeberang jalan raya sendirian. Setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke gereja dan saya akan menemani kami ke seberang jalan. Dengan cara itu saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."
"Terima kasih, Pastor."
"Mengapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di gereja setelah pulang sekolah?" tanya Pastor Miguel.
"Ya Pastor," jawab Andre. " Aku hanya ingin menyapa Tuhan Sahabatku."
Pastor itu segera meninggalkan Andre yang melewatkan waktunya di depapn altar berbicara sendiri. Tetapi kemudian Pastor Miguel bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andre kepada Sahabatnya itu.

"...Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak menyontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu potong kue dan hanya minum air putih. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa aku makan hanyalah kue ini. Terima ksih atas kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kepadanya kueku yang terakhir... Anehnya, aku merasa tidak begitu lapar. Lihat, ini sepatuku yang terakhir, aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu, sepatu ini akan rusak, tetapi tidak apa-apa paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah. Orang-orang mengatakan kami akan mengalami gagal panen bulan in. Beberapa orang bahkan sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi, tolong ya... Tuhan?
Ya, Engkau tahu ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tetapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang ibu. Tuhan, Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, di sini... di sini... aku rasa Engkau tahu yang ini 'kan? Tolong jangan marahi ibuku ya...? Dia hanya sedang lelah dan khawatir akan kebutuhan makanan danbiaya sekolahku. Itulah sebabnya dia memukul aku.
Ya Tuhan, aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis cantik di kelasku, namanya Anita. Menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku?
Bagaimanapun juga, paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak perlu menjadi siapa pun hanya untuk menyenangkan-Mu. Engkau adalah Sahabatku. Hei, hari ini tanggal 23 Desember. Ulang tahun-Mu tinggal dua hari lagi. Apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untuk-Mu. Tetapi ini kejutan untuk-Mu. Aku harap Engkau akan menyukainya.
Ops aku harus pergi sekarang."

Kemudian Andre segera berdiri dan memanggil Pastor Miguel. "Pastor, aku sudah selesai bicara dengan Sahabatku. Sekarang, Pastor bisa menemani aku menyeberang jalan!"
Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari. Andre tidak pernah absen.
Menjelang Natal, Pastor Miguel jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga dia tidak bisa memimpin aktivitas gereja. Tugas pengelolaan gereja diserahkan kepada empat suster tua yang tidak pernaj tersemyum dan selalu menyalahkan apa saja yang dilakukan orang lain. Mereka juga mengutuki orang yang mengganggu dan menyinggung mereka.
Mereka sedang berlutut sambil memegang rosario ketika Andre tiba dari pesta natal di sekolahnya, dan menyapa, "Halo Tuhan...aku..."
"Kurang ajar kamu bocah! Tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa? Keluar!"

Andre begitu terkejut dan bertanya kepada para suster itu, "Di mana Pastor Miguel? Dia seharusnya membantu aku menyeberangi jalan raya... Dia selalu menyuruh aku mampir lewat pintu belakang gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus. Hari ini ulang tahun-Nya, aku punya hadiah untuk-Nya."
Ketika Andre mau mengambil hadiah itu dari dalam bajunya, seorang dari keempat suster itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar gereja. Sambil membuat tanda salib ia berkata, "Keluarlah engkau bocah...Engkau akan mendapatkannya!"
Andre tidak punya pilihan lain. Ia sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya di depan gereja itu. Ia mulai menyeberang...tiba-tiba sebuah busa datang melaju kencang. Di situ ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andre melindungi hadiah untuk Sahabatnya itu di dalam bajunya, sehingga dia tidak melihat bus itu datang. Tidak ada waktu lagi untuk menghindar dan...Andre tertabrak dan tewas seketika itu juga. Orang-orang di sekitar berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malan itu, yang sudah tidak bernyawa lagi.

Tiba-tiba, entah muncul dari mana, ada seorang pria berjubah putih dengan wajah halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang itu.
Dia menangis...
Orang-orang penasaran dan bertanya, "Maaf Tuan, apakah Tuan keluarga bocah malang ini? Apakah Tuan mengenalnya?"
Pria yang berduka itu segera berdiri danberkata, "Dia adalah sahabatku." Itu saja yang dikatakannya.
Pria itu lalu mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju Andre dan menaruhnya di dadanya. Dia lalu berdiri, menggendong tubuh Andre dan keduanya menghilang. Kerumunan orang semakin penasaran...

Pada malam Natal, Pastor Miguel sanga terkejut menerima berita kematian Andre. Pastor Miguel berkunjung ke rumah Andre untuk memastikan pria misterius berjubah putih itu. Pastor Miguel bertemu dan bercakap-cakap dengan kedua orangtua Andre.
"Darimana Anda tahu kalau putra Anda meniggal?"
"Seorang pria berbaju putih yang membawanya kemari," ucap ibu Andre terisak.
"Apa yang dikatakannya?"
"Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun di akelihatan sangat sedih. Sepertinya, dia begitu mengenal Andre. Dan mengenai pria itu, kami merasakan ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan. Dia lalu menyerahkan anak kami sambil tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andre dari wajahnya dan memberikan kecupan, kemudian membeisikkan sesuatu..., "jelas ayah Andre.
"Apa yang dikatakannya?"
"Dia berkata kepada Andre, " ujar san ayah, "terimakasih atas kadonya. Aku akan segera berjumpa denganmu, engkau akan bersamaku." Sang ayah kembali melanjutkan ceritanya, "Pastor tahhu, semuanya terasa begitu indah... Aku menangis tetapi aku tidak tahu mengapa. Aku hanya tahu aku menangis karena bahagia... Aku tidak dapat menjelaskannya, tetapi yang pasti, ketika Dia meninggalkan kami, kedamaian memenuhi hati kami. Aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku...
Aku tidak dapat melukiskan sukacita di dalam hatiku. Aku tahu putraku sudah berada di surga sekarang. Tetapi tolong katakan padakku, Pastor... siapakah pria yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di geraja?
Pastor seharusnya tahu karena Pastor selalu ada di sana setiap hari. kecuali pada waktu putraku meninggal."

Tiba-tiba Pastor Miguel merasa air matanya menetes di pipinya, kemudian dengan lutut gemetar ia berbisik, "Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa kecuali dengan Tuhan." 
(Sebuah kisah dari Filipina).

Yap...begitulah ceritanya teman-teman....
semoga bermanfaat bagi semuanya...
"Menjadikan Tuhan sebagai sahabat kita adalah sesuatu yang menyenangkan dan sangat indah"
Mari kita belajar bersahabat lebih dekat lagi kepada Tuhan.
Berkah Dalem :D

Kamis, 11 April 2013

Ayo Teman, Jangan Menyerah!


Aku tidak boleh menyerah di sini
Aku harus melanjutkan perjalananku sampai tuntas
Aku harus menyelesaikan semuanya sampai selesai
Saat aku merasa semuanya buntu
Saat semuanya terasa berat dan sulit
Aku harus yakin kembali
Ya yakin kembali
"Aku tidak sendirian"
Aku masih ditemani sahabat setiaku~ Tuhan
Ya Dia tak pernah meninggalkanku
Jadi, ayo bangkit kembali dan lanjutkan langkah ini
Aku tak akan menyerah!
Semuanya akan ku kerjakan semaksimal mungkin 
dan sisanya ku serahkan pada~Nya.
Aku percaya~cinta Tuhan padaku
Aku percaya~ Dia selalu mencintaiku

Gbu~ all :)

Selasa, 09 April 2013


Di dalam aku ada kegelapan
sedangkan di dalam Engkau ada cahaya
aku sendirian
tetapi Engkau tidak meninggalkan daku
aku tidak berani
tetapi Engkau membantu aku.

Aku gelisah 
tetapi di dalam Engkau ada damai
di dalam aku ada rasa pahit,
di dalam Engkau ada kesabaran 
aku tidak mengerti jalan-jalan-Mu
tetapi Engkau tahu jalanku

(D. Bonhoeffer)

Sekedar bagi-bagi... Semoga bermanfaat bagi kalian semua yang membaca blog ini.
Gbu All :D


Jumat, 05 April 2013

Hidup kita bukanlah suatu kumpulan dari pengalaman acak! Percayalah:D

Saya punya kesan terhadap satu cerita/ kisah yang saya baca dari sebuah buku dan seperti tulisan-tulisan sebelumnya saya mau membagikan kisah yang saya baca dari sebuah buku itu kepada kalian semua yang membaca blog ini. Bocoran pertama untuk kalian, kisah itu berisi tentang "keajaiban dari sebuah kalimat positif dari seorang penulis." Begini kisah/ cerita dari buku itu saya ketik persis dari buku itu . . .

KEAJAIBAN DARI SEBUAH KALIMAT POSITIF
(Anang, Y. B. Sandal Jepit Gereja. Jakarta: Penerbit Obor, hlm.171-178)

  Jangan sia-siakan setiap kesempatan untuk mengucapkan kalimat-kalimat doa! Bahkan, biarpun bukan diminta memimpin doa, misalnya sekedar memberi ucapan selamat, lakukanlah itu dengan sepenuh hati, setulus hati, dan seindah yang bisa Anda rangkai. Yakinlah, di dalam hati Anda tersimpan perbendaharaan kata-kata, pujian, yang bisa kapan saja Anda rangkai untuk memberi semangat baru bagi setiap orang yang Anda temui, termasuk tentu saja keluarga Anda.
Apakah Anda masih saling senggol saat diminta memimpin doa pambukaan? Ataukah Anda lebih sering berkeringat dingin saat diminta mendoakan sahabat yang sedang Anda jenguk di rumah sakit? Bila ya, dengarkan satu nasihat sederhana ini:

   Saya memiliki satu pengalaman yang mengejutkan dan sungguh-sungguh saya rasakan sebagai subuah keajaiban. Bagaimana mungkin sebuah harapan yang saya tulis sepuluh tahun lalu dan sekian lama saya lupakan, akhirnya bisa menjadi kenyataan yang indah. Ini dia kisahnya. Saya tuturkan khusus bagi Anda, sahabat-sahabat saya!
***

   Kebiasaan pamer foto lewat internet tanpa saya sadari merembet juga ke kehidupan nyata. Minggu lalu dengan diiringi gerimis kecil, saya ambil dua foto buah hati saya dari studio foto. Kedua foto itu memuat dua peristiwa penting bagi keluarga kami. Bingkai foto pertama memuat senyum lebar Justin-anak saya yang kedua-sedang mendekap piala pertamanya. Biarpun seorang cowok, tapi nyatanya dia bisa memenangi lomba peragaan busana daerah di sekolahnya yang diadakan hari Sabtu, sehari sebelumnya. Asal tahu saja, piala itu adalah piala pertama yang kami miliki. Bahkan, saya dan istri saya pun seumur-umur belum pernah memperoleh penghargaan dalam wujud piala.

   Foto kedua yang saya bingkai dalam ukuran 10R adalah foto sang kakak. Usianya baru beranjak 10 tahun saat ini. Jauh lebih kalem dari adiknya, sang kakak belakangan lebih suka bermain internet dan memainkan alat musik. Kami pun sebagai orang tua semampunya menyediakan apa yang dibutuhkan anak kami ini. Satu buah keyboard Yamaha PSR-S700-biarpun bukan tipe keyboard terbaik-nyatanya cukup membuat anak pertama kami ini bersemangat menarikan jarinya di atas tuts setiap sore. Keyboard yang sekarang adalah pengganti keyboard lama yang memang sudah ketinggalan zaman sejak kami beli. Ya, biarpun tiga tahun lalu kantong kami begitu cekak, namun tak memadamkan niat kami untuk membelikan alat musik untuk anak pertama kami. Alhasil, kami pun menyusuri sepanjang pertokoan Mangga Dua mencari keyboard yang layak namun sesuai dengan isi dompet kami.

   Foto yang hendak saya pasang adalah foto saat si Kakak pentas di salah satu mal. Saya sendiri yang memotretnya. Sengaja saya pilih foto dalalm pose setengah badan agar wajah si Kakak lebih terlihat. Dengan mengenakan gaun tanpa lengan warna putih, si kakak terlihat mantap memainkan nada-nada dari lagu "Love Story" dan "Love Theme" bersahutan dengan gesekan biola dari tiga rekan di sampingnya. Si Kakak memang belum menjadi pemain musik tenar. Dia masih pentas di mal, belum di hall. Sesekali tampil di radio dan belum di televisi. Tapi, pencapaian ini sungguh membuat kami terus bersyukur.

   Di dinding ruang tamu, tersisa sedikit ruang untuk memasang foto si Kakak. Setelah mencoba beberapa posisi, akhirnya saya putuskan memasang bingkai foto itu sedikit di atas bingkai foto lama yang sudah terpasang entah sedari kapan.

   Saya baru mengetukkan palu dua kali dan paku belum menancap sempurna di dinding saat mata saya tergoda untuk melirik bingkai foto lama di bawahnya.

   Deg!!
Bingkai yang sedikit berdebu itu tidak berisi foto, tapi sebuah tulisan yang saya buat bulan Oktober 1999! Sepuluh tahun silam? Ya, benar! Tulisan terbingkai itu sengaja saya potong secara rapi dari tabloid Nakita. Kertasnya mulai menguning, namun dua kolom tulisan yang mengapit foto kami (saat itu tentu saja anak kami baru satu) masih jelas terbaca. Si Kakak yang sehari-hari kami panggil dengan sapaan "Fanny" masih terlihat polos di foto sepuluh tahun silam itu. Rambut nyaris tak terlihat di kepala bulatnya.

   Dan ..., judul tulisan pendek itulah yang membuah saya tercenung hingga sesaat menghentikan ayunan palu. Saya baca lirih, "MUSIK-SAHABAT SETIA FANNY"! Astaga...!

   Jadi, sepuluh tahun silam-tanpa saya sadari-jemari saya telah menorehkan satu harapan, satu doa, satu impian lewat sebuah tulisan positif tentang anak kami ini! Sungguh saya sudah sekian lama tak hiraukan tulisan pendek itu. Namun ajaib! Kini impian sepuluh tahun silam, dan kepiawaian si Kakak memainkan nada musik yang awalnya saya pandang sekadar dua bingkai kejadian yang tak berhubungan, nyatanya telah terangkai dalam satu dinding yang sama! Satu dinding kokoh kehidupan yang dibangun-Nya untuk kami!

   Tak sabar saya meniti kalimat-kalimat yang serasa baru saya tulis sedetik lalu.

Fanny sekarang punya sahabat-sahabat setia. Mereka adalah Mozart, Bach, Bethoven, Franz Schubert, dan Charlotte Church. Setiap pagi, Fanny selalu berdendang dengan iringan orkestra klasik maupun musik gospel. Ketika musik menghentak dengan irama cepat, maka Fanny akan berbinar, tangan terayun cepat, dan celoteh akan keluar dari mulut mungilnya.

   Slah satu tempat yang paling dia sukai adalah gereja. Setiap kali umat bernyanyi dia pun akan menggerakkan tangan, bahkan kaki sambil berceloteh keras. Terima kasih Bethoven dan kawan-kawan, berkat kalian Fanny tumbuh menjadi anak yang periang dan cerdas.

   Sebuah kebetulankah? Bagi saya bukan. Sebab, saya mempercayai satu hal, bahwa hidup kita bukanlah suatu kumpulan dari pengalaman acak yang membawa kita bagaikan setangkai ranting yang hanyut di aliran sungai ke tujuan yang tidak diketahui. Kita adalah bagian dari sebuah rencana yang jauh lebih besar. Sebuah peristiwa-peristiwa kecil dan terlihat sepele, bisa jadi adalah sebuah kedipan dari Sang Pencipta sebagai pengingat atas sesuatu yang bakal terjadi di kehidupan nanti.

   Dan, bila ke dalam hidup Anda, telaj disematkan-Nya sebuah talenta berupa kepiawaian membuat tulisan, mengapa Anda masih menunda-nunda untuk merangkai kata? Susunlah tulisan-tulisan yang mengalir deras dari hati bersih Anda. Memang, membuat tulisan dengan aroma positif sering kali lebih tersendat daripada menumpahkan rangkaian kata berupa kritik, hujatan, maupun keluh kesah.

   Namun kini ingatlah, sebuah kalimat positif -entah kapan- akan tiba saatnya mengalirkan keajaiban-keajaiban yang bahkan Anda pun mungkin tak berani memimpikannya! Tulisan positif Anda apa pun ujudnya, tak peduli andai itu hanya empat baris pantun dalam blog pribadi Anda, atau dua kalimat doa umat penyela rangkaian doa Rosario, bisa jadi adalah satu ranting kecil yang tersambung dalam satu pokok kehidupan yang mengantar Anda atau orang lain ke kehidupan yang lebih baik.

   Jadi, teruslah berbagi kalimat-kalimat positif. Lewat doa atau pun sapaan. Lewat puisi atau pun narasi. Biarkan jemari dan bibir Anda menjadi kepanjangan-Nya dalam menyempurnakan alam semesta!

***

mmm . . . bagaimana ceritany? menarik bukan?... percaya pada kalimat-kalimat positif yang akan mengarahkan kita pada sesuatu yang nyata dan lebih baik, mungkin itu satu hal singkat yang saya ambil dari cerita di atas. Semoga tulisan kali ini semakin berguna bagi siapa pun yang sedang membaca blog ini.
GBU ALL... :D

Rabu, 03 April 2013

Kau yang slalu ada :D

Bingung mau nulis apa....
mmm.... aku mau nyanyi aja....
Ada salah satu lagu yang aku sukai, yang ingin ku bagikan kepada semua saja yang membaca blog ini.
Aku pertama kali mendengar lagu ini di salah satu radio di Jogja. Kebiasaan selalu mendengarkan radio di malam hari sebelum tidur sambil mencoba belajar "nggaya sok-sok'an rajin belajar-padahal aku ini pemalas" :D... Biasa mendengarkan radio untuk mengurai beban dan setres di masa-masa awal kulaih. Yap di awal-awal kuliah adalah salah satu moment yang mengkhawatirkan bagi diriku. Tetapi dari situasi yang sulit itulah aku mulai menyukai lagu-lagu rohani. Ups...lupa, lagu yang mau aku bagi adalah salah satu lagu dari "GMB", judulnya "Kau Ada", begini liriknya . . .


Dalam setiap langkahku Engkau besertaku
Menawarkan perlindungan saat badai menerjang
Saat dunia menyakitiku
Kala cinta semua palsu (mereka tinggalkanku)
 Kaulah yang ku andalkan
Kaulah perlindungan
Kaulah yang selalu ada
Teman yang abadi
Sahabat sejati
Tak perlu aku ragu denganMu
Kau ada



Pertama kali dengar lagu ini secara tidak sengaja, karena liriknya menyentuh dan benar-benar menguatkanku, langsung deh ,mencatat liriknya dan hari berikutnya cari lagu itu di internet (hehe..gak baik ya nyari di internet harusnya di toko kaset...jangan ditiru ya). Sungguh sial, aku tidak bisa menemukan lagu itu di internet, karena lagu itu tergolong baru. Yah aku tunda deh keinginanku untuk bisa punya mp3 lagu itu. Dan aku pun mencoba request di radio untuk bisa mendengarkan lagu itu. Hingga suatu saat, aku iseng-iseng mencari lagu itu lagi di internet dan akhirnya dapat deh. 
"Saat dunia menyakitiku, kala cinta semua palsu, hanya Engkau Tuhan yang ingin aku andalkan. Karena, Kaulah perlindungan, selalu ada, teman yang abadi, sahabat sejatiku, dan tak perlu aku ragu denganMu karena Kau selalu ada untukku." Mencoba menjadikan Tuhan sebagai sahabat kita, sungguh pasti akan menyenangkan.


Semoga yang ku bagikan kali ini bisa memberi manfaat bagi kalian semua yang menbaca blog ini.
Berkah Dalem :D




Rabu, 27 Maret 2013

Tuhan Punya Rencana yang Indah Pada Hidup Kita.


Pernah lihat video "Cross" di atas??....
Saya punya sedikit pengalaman yang mau saya bagi dan ceritakan kepada kalian semua.
Pernah pada suatu acara sekolah minggu "PIA" saya memutarkan video "Cross" itu kepada anak-anak PIA. Mereka senang sekali melihat video itu. Ada bagian yang lucu dan menarik dari video itu, sehingga anak-anak pada tertawa. Saya senang sekali melihat mereka senang, dulu memang saya pernah punya keinginan mau menunjukkan beberapa video-vodeo rohani kepada anak-anak PIA. Tetapi baru punya kesempatan beberapa minggu yang lalu saya berhasil menunjukkan video kepada anak-anak PIA di tempatku.
Saat saya melihat anak-anak pada senang dan tertawa melihat video itu, sempat terbersit di benakku, apakah mereka tahu pesan sebenarnya dari video itu ya? apakah mereka mengerti pesan itu? atau malah mereka sama sekali tidak mengerti dan belum mengerti pesan dari video itu? dan mereka hanya tertawa dan senang melihat video itu saja tanpa tahu pesan dari video itu.
Maksyd utama saya menunjukkan video itu kepada anak-anak supaya mereka mengerti dan tahu pesan dari video itu. Tapi memang di bagian akhir acara PIA itu saya tidak menjelaskan pesan yang sebenarnya dari video itu, karena keterbatasan waktu.Tetapi tidak apa-apalah, karena saya percaya mereka "anak-anak" itu pasti sudah merekam sedemikian rupa apa yang mereka lihat dan suatu saat mereka akan mengingatnya kembali dan akan menyusun dan mengartikan pesan apa yang sebenarnya dari video itu.

"Terkadang saat ada masalah atau saat ada badai melanda hidup kita. Kita sering mengeluh kepada Tuhan dan bahkan kadang kita minta kepada Tuhan untuk menyingkirkan masalah itu dari kita supaya kita bisa bebas hidup tanpa masalah dan bisa hidup dengan ringan. Tetapi ketahuilah dan percayalah bahwa setiap masalah itu adalah sebuah rencana yang indah dari Tuhan untuk hidup kita."

Akan ada pelangi sehabis hujan, akan ada kebahagiaan sehabis ada pencobaan- percayalah!
Mungkin saya terkesan menggurui ya... hehe,, tetapi percayalah bahwa saya juga baru belajar untuk mempercayai itu semua. Yap saya, juga pernah dan sering mengeluh pada Tuhan setiap ada masalah, tetapi saya juga mau percaya bahwa Tuhan punya rencana terhadap hidupku.

GBU ALL :D

Selasa, 19 Maret 2013

Percaya tidak masing-masing dari kita diciptakan indah oleh Tuhan?

Terkadang kita pernah merasa tidak berarti, hidup kita tidak ada artinya. Dan sepertinya dunia ini tidak bersahabat dengan kita atau kita merasa dan bertanya-tanya untuk apakah aku ini diciptakan?
Atau lain lagi kita merasa iri kepada seseorang yang jauh lebih diperhatikan dan jauh lebih pitar atau jauh lebih baiklah dari kita (menurut kita). Kemudian kita merasa kenapa ya aku tidak seperti dia? kenapa aku diciptakan seperti ini? dan pertanyaan-pertanyaan lain pun mucul satu per satu dalam kepala kita. Akhirnya kita akan merasa tidak berarti dan kecewa dengan diri kita, kecewa dengan Tuhan karena telah menciptakan "aku" seperti ini. Mungkin kalian pernah merasa seperti itu?, Aku pernah merasakannya, bahkan kadang-kadang perasaan itu muncul dalam diriku. Nah berikut ini akan saya bagikan lagi kepada kalian semua  suatu cerita - bahwa hidup kita sudah diatur olehNya, bahwa kita ini diciptakan oleh Tuhan dengan suatu rencana yang indah dan tidak asal-asalan diciptakan. Itulah yang kemudian aku percaya setelah membaca cerita itu, semoga nanti juga dapat membuat kalian percaya setelah membaca ceritanya. Begini ceritanya . . .




TEMPAYAN YANG RETAK
(Teha Sugiyo. Pelangi Kehidupan 1 Antara Cinta dan Kegilaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, hlm.81-83)


Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawanya menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapt membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja, si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun, si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan itu berkata pada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa, karena ada retakan pada salah satu sisi saya. Itu telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu.

Tukang air itu merasa kasihan pada tempayan retak, dan dalam belas kasihannya ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit, tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan. Itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun, pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena air yang dibawanya telah bocor. Kembali tempayan retak itu meminta maaf pada tukang air atas kegagalannya. Tukang air berkata pada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu?
Itu karena aku menyadari cacatmu, dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu. Setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu, sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.

Jumat, 22 Februari 2013

Aku mau percaya Dia akan mengangkatku lebih dari yang kukira?


Saat jiwaku terasa gelapnya
Saat badai melanda jiwaku tanpa henti
Saat salibku terasa semakin berat untuk ku pikul
Saat beban hidupku begitu banyak melanda
Aku hanya ingin terus berucap tanpa henti
Aku mau percaya pada cinta Tuhan padaku
Dia tak pernah berhenti mencintaiku
Saat semuanya terasa berat
Aku mau percaya Tuhan masih mengasihiku
Aku mau percaya Tuhan tidak meninggalkanku

Aku yakin Tuhan tak akan tinggal diam
Dia akan mengangkatku lebih dari yang ku kira
Dia akan mengangkatku pada waktu yang tak terduga
Dan semuanya pasti indah pada waktunya
Aku mau percaya itu....

GBU ALL :D

Selasa, 19 Februari 2013

Apa yg akan ku balas dengan kebaikanNya pdku?



Pernah tidak kamu, kalian membayangkan kita sangat dicintai Tuhan. Kita sangat diperhatikan Tuhan...
Masih belum percaya. Terus setiap hari kita telah diberikan oksigen yang sungguh sangat segar untuk kita hirup. Kita telah diberikan kehidupan sampai saat ini. Kita telah diberikan kesehatan. Kita bisa melihat indahnya dunia. Kita bisa mendengar merdu atau bisingnya dunia ini. Dan masih banyak lagi anugerah-anugerah yang sering kita abaikan, padahal itu adalah anugerah yang tulus dan luar biasa. Percraya gak kalau semua itu dariNya.
hehe....

Pernah tidak suatu kali berpikir. Jika Tuhan sudah sangat baik padaku. Dia sudah rela memberikan berbagai macam hal yang begitu luar biasa untuk kita, yang sering kali kita abaikan dan malah kita menuntut diberi lebih. "Terus kira-kira kita mau membalas apa pada Tuhan, sekarang?." Pertanyaan yang sering kali tidak pernah muncul di dalam hati ataupun di pikiran kita. Tuhan sudah begitu baik padaku sekarang kira-kira aku mau membalas apa ya pada Tuhan?

Dia sudah memberikan segalanya padaku. Mungkin memang aku tidak akan bisa membalas sebesar kebaikanNya, tetapi aku akan berusah membalas kebaikanNya dengan perbuatanku atau mungkin dengan cara tidak menjauh dariNya, supaya kebaikan yang diberikanNya padaku tidaklah sia-sia.
Atau mungkin kalian punya cara lain untuk membalas kebaikan Tuhan, silahkan lakukan.
Gbu All.:D

Selasa, 05 Februari 2013

Pernahkah kamu merasakan hidupmu tidak berharga?


Pernah tidak kalian merasakan tidak berarti. Apa yang telah kamu lakukan dengan maksimal seperti tidak ada artinya. Atau mungkin kamu merasa tidak punya kelebihan apa pun dibandingkan temanmu, sehingga kamu tidak pernah dianggap dan kamu seolah - olah dianggap tidak ada. Aku pernah merasakannya hehe... 
Ya merasa sepertinya aku tidak punya kelebihan apa pun sehingga sepertinya aku dianggap tidak ada. Rasanya campur aduk; sakit, kecewa (termasuk kecewa pada Tuhan), sedih.
Saya pernah membaca sebuah buku yang berisi cerita-cerita pengalaman hidup. Ceritanya juga tentang kekecewaan dan perasaan menjadi yang no.2. Berikut ini ceritanya yang sengaja saya tulis sama persis untuk saya bagikan kepada kalian semua,

Guru Olahraga : Kursi Cadangan
(Mintara Sufiyanta, S.J. Guruku Malikat Jiwaku. Jakarta : Penerbit Obor, hlm.104. Berdasarkan cerita dari John Gowhere)

 Sebenarnya, ini adalah kelanjutan dari kisah guru yang pernah aku ceritakan sebelumnya: tentang guruku yang menyuruhku menjadi kolektan (pengumpul kolekte) tiap kali aku sudah siap untuk ikut melayani misa di panti koor. Ini juga masih tentang guruku di Sekolah Dasar. Bedanya, yang ini adalah guru olahraga.
Sepakbola adalah olahraga favorit dan cukup bergensi. Di sekolahku, ada tim sepakbola. Banyak murid tertarik untuk berjuang agar bisa menjadi anggota tim. Sebab, dengan menjadi anggota tim, kesempatan besar terbuka untuk ikut bertanding dan merasakan kebanggaan. Demikianpun aku. Beruntung, aku bisa masuk tim. Bersama-sama dengan teman-teman, aku rajin berlatih. Boleh dikatakan, aku tidak pernah absen. Aku merasa, aku sudah berlatih sedemikian serius dan disiplin. Harapanku, Pak Guru melihat kesungguhan hatiku.
Suatu ketika Pak Guru mengumumkan bahwa bulan depan akan ada pertandingan melawan sekolah lain. Antusiasme segera merasuki dada setiap anggota tim. Termasuk aku, gairah dan semangatku untuk dapat memperkuat tim sekolahku begitu besar. Keinginanku untuk ikut bertanding begitu kuat. Maka aku berlatih dengan amat serius. Sekali lagi, aku berharap Pak Guru melihat usaha kerasku itu dan memasangku bermain pada waktu bertanding nanti.
Pada hari yang telah ditentukan, Pak Guru mengumumkan anggota tim yang akan diterjunkan main melawan sekolah lawan. Aku termasuk di dalam tim itu. Aku sudah senang, karena aku masuk tim yang akan bertanding. Ketika dipilih sebelas pemain, namaku tidak disebut. Aku dan empat teman lain diminta untuk bersiap-siap, dengan duduk di kursi cadangan. Sebenarnya aku merasa sedikit kecewa. Tetapi, aku masih berharap, aku sempat menggantikan temanku yang kecapaian atau perlu diganti. Memang ada satu-dua pemain yang terpaksa diganti oleh Pak Guru. Aku berharap, akulah yang akan ditunjuk. Namun, ternyata namaku tidak dipanggil. Sampai selesai pertandingan, aku harus puas diri duduk di kursi cadangan dan menyemangati teman-temanku bermain bola melawan sekolah lain.

Terus terang, hatiku sedih karena tidak bisa main. Tetapi mau bagaimana lagi, Pak Guru tidak memilihku untuk bermain. "Anak-anak, dua bulan lagi, ada sekolah lain yang mengajak sekolah kita untuk melakukan tandingan bola. Siapkan diri kalian baik-baik untuk menghadapi mereka." Kira-kira dua minggu setelahnya, Pak Guru mengatakan hal itu kepada kami satu tim sepakbola. Kami tertantang. Dada kami membara. Sekolah yang ini memang terkenal jago bermain sepakbola.

Maka, kami berusaha untuk berlatih lebih serius dan sungguh-sungguh agar tidak memalukan, bahkan kalau bisa kami dapat memetik kemenangan atasnya. Tanpa terlalu menghiraukan perasaan sedih karena tidak dimainkan pada pertandingan kira-kira dua minggu yang lalu, aku mengarahkan hati dan semangatku untuk latihan sebaik-baiknya, agar dapat ikut memperkuat tim dua bulan lagi.

Tidak pernah bolong aku datang latihan. Aku berusaha keras. Ya, lebih keras daripada biasanya. Sekali lagi, harapanku aku dapat bermain dalam pertandingan. Akan ku buktikan bahwa aku punya kemampuan dan dapat diandalkan. "Nugroho...," namaku disebut oleh Pak Guru sebagai anggota tim yang akan berangkat bertanding. Hatiku melonjak girang. Tetapi aku tetap agak was-was, mengingat pada laga yang lalu aku hanya ditempatkan olehnya di kursi cadangan.

Akhirnya, hari yang ditentukan tiba. Seragam aku pakai. Lengkap dengan sepatu. Aku merasa siap untuk memperkuat tim sekolahku. Namun lagi-lagi, namaku tidak dipanggil oleh Pak Guru ketika memilih sebelas pemain utama yang bermain. Aku duduk di kursi cadangan lagi. "Walaupun menjadi cadangan, kalian harus siap-siap. Sewaktu-waktu dibutuhkan, kalian harus siap." Kata-kata itu membuatku masih punya harapan. Di pinggir lapangan, aku bersorak-sorak menyemangati teman-teman yang sedang bertanding. Sambil sesekali aku meregangkan otot, agar jika dibutuhkan untuk menggantikan, aku siap.

Lagi-lagi, sampai akhir pertandingan, aku tidak dimainkan. Rasanya, tidak ada artinya aku berbulan-bulan latihan. Rasanya tak ada artinya aku meluangkan waktu, disiplin, dan berlatih serius selama ini. Kecewa rasanya. Sedih rasa hatiku. Entah apa lagi yang kurasakan. Ya itu tadi, rasa-rasanya tidak ada maknanya aku berlatih dan berjuang. Ujung-ujungnya, aku hanya selalu didudukkan di kursi cadangan.

Bertahun-tahun, ingatan selalu didudukkan di kursi cadangan itu membelenggu perasaanku. Tidak mudah menerimanya. Namun, ketika saat ini aku diserahi tugas untuk mendampingi murid-muridku, pengalaman yang boleh dibilang pahit dalam hidupku itu, ternyata memberiku pelajaran yang amat beharga. Aku tidak ingin murid-muridku mengalami perasaan seperti yang kualami itu. Aku ingin setiap muridku berperan dan merasa bangga atas peranannya itu. Sekecil apa pun, aku akan mencarikan cara agar masing-masing muridku dapat memainkan peranan seturut talenta dan bakatnya masing-masing.

Memang pahit yang kurasakan. Namun, sekarang aku baru dapat memetik pelajaran berharga dari sikap Pak Guruku yang selalu menempatkanku di kursi cadangan sepakbola. Barangkali inilah rencana yang disiapkan untukku, yaitu aku justru menyadari betapa berharganya setiap anak beserta talentanya berkat pengalaman "pahitku" di masa lalu. Baru sekarang ini aku bisa memahami arti menjadi cadangan. Baru sekarang ini aku bisa memahami dan mengambil nilai dari sikap Pak Guruku itu. Baru sekarang ini aku bisa berterima kasih padanya, karena justru dari situlah mataku terbuka terhadap apa yang semestinya dibuat seorang guru kepada muridnya.
Terima kasih Pak, atas pengalaman beharga menempatkanku di kursi cadangan itu.
~Selesai~

Bagaimana ceritanya? Menarik bukan. Apakah kalian pernah mengalami hal yang serupa dengan cerita di atas.
Menjadi pemain cadangan ataupun menjadi orang no.2 adalah hal yang sulit dan rasanya pasti kecewa dan sakit. Tetapi intinya berdasarkan pengalaman dari cerita di atas ataupun mungkin cerita-cerita yang pernah dialami orang menyimpulkan bahwa, "Ada suatu berkat atau maksud Tuhan terhadap kita dari suatu pengalaman pahit yang sedang kita alami."
Jadi, tetap semangat menjalani kepahitan hidup ini karena Tuhan punya rencana yang indah bagi hidup kita.
 GBU :D



Sabtu, 02 Februari 2013

Mencoba menyemangati diri sendiri


Kemana semangatku? kenapa dengan diriku? kenapa aku sekarang tambah males?.....
Itu mungkin pertanyaan-pertanyaan yang banyak muncul di kepalaku sekarang ini.
Skripsi belum beres. Tetapi kenapa aku malah tidur terus dan males. 
Ayo kembalilah semangat!!
Tuhan aku butuh tetesan semangat dariMu, karena sekarang ini aku merasa benar-benar haus semangat.
Haha....menyemangati orang lain mungkin adalah hal yang lebih mudah daripada menyemangati diri sendiri.

Tetap berjalan meski badai terus menerjang itulah yang harus kulakukan saat ini.
Tetap bejalan ke depan dan percaya bahwa aku tidak berjalan sendirian. Yap Tuhan masih setia berjalan bersamaku.
"Aku tidak akan lagi bertanya mengapa kekecewaan ini terjadi padaku, tetapi aku akan terus melangkah maju karena aku tahu bahwa kebaikan sedang aku tuju" (Felix Supranto. Luapan Cinta Tuhan. Jakarta : Penerbit Obor, hlm.103).
Di dalam badai ini justru kesetiaan kita pada Tuhan sedang diuji.
Jadi, mari terus semangat! :D
 


Kamis, 31 Januari 2013

Tentang Kesetiaan



Mau di awali dari mana ya kalau mau ngomongin tentang kesetiaan. Mmm... mungkin mulai dari hal-hal kecil dari kehidupan kita, pasti akan lebih mengena, iya g?
Terkadang kalau dengar tentang kesetiaan pasti yang paling terpikirkan oleh kita adalah soal hubungan. Yang paling kita pikirkan sudah pasti hubungan kita dengan pacar ataupun dengan suami/ istri. Tetapi hubungan itu bisa diperluas lagikan!, yaitu hubungan kita dengan teman, orang tua, atau mungkin dengan Tuhan sendiri. Hehe masalah hubungan dengan Tuhan, terlalu religius ya?. Tapi mau dikatakan religius ataupun tidak kita ini tetap harus behubungan dengan Tuhan, supaya kita tidak jauh dariNya. Soalnya kalau sudah jauh dari Tuhan bisa gawat hidup kita. Haha sok suci ya diriku. Padahal masih sering juga aku meninggalkanNya.
Hubungan berkaitan dengan kesetiaan. Jika mau berhubungan dengan baik ya harus menjaga kesetiaan dan komintmen. Jika kita mau berhubungan baik dengan Tuhan kita juga harus setia denganNya. 
Berkaitan dengan video di atas. Video itu adalah salah satu inspirasi kesetiaan seorang anak terhadap Tuhannya. Saat pertama kali melihat video itu, rasanya aku malu dan sedih dengan diriku. Karena masih seringnya aku tidak setia dan menjauh dariNya. Jika kita setia denganNya, hubungan kita dengan Tuhan pasti akan dekat dan kalau hubungan kita sudah dekat maka, saat mau minta bantuan padaNya pun jadi gampang, iya ga?
Kesetian juga tidak hanya pada Tuhan dan sesama saja tetapi kesetiaan pada pekerjaan juga bisa. Setia pada pekerjaan yang sudah kita pilih. Termasuk di dalamnya setia untuk menyelesaikan tugas-tugas sampai selesai. Karena, ada pepatah jika mau setia pada hal-hal besar kita harus memulainya pada hal-hal kecil dulu. Hehe... inilah pendapatku yang coba ku bagi. Sebenarnya aku juga masih belajar pada apa yang ku tulis di atas, karena selama ini aku pun masih sering tidak setia pada hal-hal kecil. Termasuk untuk setia pada Tuhan, aku juga masih sering jatuh dalam dosa. Mari kita belajar bersama!
Berkah Dalem. :D

Rabu, 30 Januari 2013

Percayakah kamu tentang cinta sejati?


Percaya!. Terkadang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Saya memberikan pertanyaan tadi bukan karena saya seorang yang religius dan sudah melaksanakan semuanya. Tetapi malah terkadang bahkan masih sering saya mudah terjatuh dalam dosa. Ya saat terjatuh dalam dosa ada perasaan menyesal dalam diri, itulah yang ku rasakan. Kalian semua pasti juga pernah merasakannya. Tahu tidak kadang orang yang telah berbuat dosa akan cenderung berhenti berdoa, karena merasa malu pada Tuhan. Orang itu berpikir bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk berdoa lagi, dan dia pun menghentikan doanya pada Tuhan untuk waktu yang lama. Tetapi yang ditemui malah dia merasa tidak pernah menemukan waktu yang tepat untuk berdoa kepada Tuhan dan akhirnya malah semakin menjauh dariNya. Hal yang paling tepat dilakukan adalah sekaranglah waktu yang tepat untuk kembali berdoa kepadaNya. Tidak peduli apa pun yang sedang kita rasakan baik merasa tidak pantas ataupun malu pada Tuhan. Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan sangat rindu padamu dan Dia begitu rindu mendengarkan doa-doamu lagi. 
Aku mudah jatuh dalam dosa, tetapi aku akan tetap berusaha untuk kembali lagi padaNya apa pun yang ku rasakan saat jatuh dalam dosa itu. Karena, aku merasa hanya padaNyalah aku akan kembali tenang dan aku percaya Dia adalah Bapa yang sangat baik.
Berkah Dalem.