Hari ini tanggal 12 November 2014, pukul 22:12, saat aku tepat menuliskan coretan-coretan di blog ini lagi. Yak sekedar berbagi saja seperti biasa,
Hari ini pula listrik di dusunku mati... jadi saat menuliskan coretan di blog ini aku ditemani oleh pekatnya malam, hanya cahaya dari laptop saja yang menemaniku.... malas pakai lilin ataupun sejenis lampu emergency karena memang sekarang ini tidak punya lampu kayak gitu lagi. Dulu sempat punya tapi kini sudah mati. Mungkin karena telat nge-chargenya ataupun keseringan nge-chargenya..hehe.
Oy, dulu aku sempat pernah membaca sebuah buku pendidikan karya seorang guru Hj. Sriyanto, berjudul, "Sekolah itu Surga." Ada satu hal isi dari buku tersebut yang menarik hatiku. Penulis menjelaskan pengalamannya dalam mengajar, pernah membuat sebuah terobosan yang baru yaitu membuat puisi pada pelajaran matematika. Jadi, siswa-siswa diberi tugas untuk membuat sebuah puisi dengan bahasa matematika. Sesaat setelah membaca bagian ini pada buku tersebut, aku sempat merasa wow... ada sesuatu titik semangat untuk mengajar yang tiba-tiba muncul dalam diri ini. Yah, ada rasa semangat untuk menjadi seorang pendidik dan mulai yakin dengan pilihanku. Maklum waktu itu aku baru menginak semester akhir di bangku kuliah. Beruntung benar waktu itu aku mendapatkan buku itu, lewat sebuah acara seminar. Karena, setelah mendapatkan buku itu pula aku sempat mempunyai keinginan untuk melakukan hal yang sama "membuat sebuah puisi saat mengajar -fisika" seperti penulis buku tadi.
Dan tadi siang masih tanggal yang sama, aku sudah melakukannya,
aku memberikan tugas ke siswa-siswa untuk membuat sebuah puisi fisika.
Meski waktunya mepet karena tugas untuk membuat puisi ini hanya 15 menit, tapi toh tetap berhasil sudah kulakukan....yeah....
Sejenak ku baca-baca lagi puisi karya siswa-siswaku. Lucu-lucu...dan ada juga yang mengharukan..
Di awal pemberian tugas membuat puisi, banyak siswa yang bingung, dan merasa aneh....hehe...
bahkan ada beberapa yang ternyata memang tidak suka membuat puisi.
Yak....tidak apa-apalah.... karena, memang setiap manusia itu unik, dan punya keistimewaannya sendiri-sendiri. Begitu juga dengan kesenangan dari masing-masing murid-muridku. Ada yang suka puisi, ada yang suka musik, ada yang suka main bola, dll.
Di awal pemberian tugas untuk membuat sebuah puisi tersebut sebenarnya aku janjikan juga ke siswa kalau di akhir pembelajaran nanti akan ku tunjukkan puisi karya ku....hehe
Tapi berhubung waktunya sudah mepet jadi belum sempat aku bacakan ataupun perlihatkan puisi karyaku to mereka...
melalui blog ini aku mau menunjukkan puisi karyaku, meskipun sebenarnya tugasnya adalah membuat sebuah puisi dengan bahasa fisika, tapi jika dicermati baik-baik puisi ini belum sepenhnya memakai bahasa fisika.... namanya juga belajar....hehehe...
ini puisi tersebut . . .
Tahukah kalian?
Saat ada di
antara kalian yang tidak masuk
Karena
sakit atau karena ijin untuk keperluaan tertentu
Aku
sebenarnya sangat sedih . . .
Jika nanti
kalian harus mengeluarkan gaya yang besar untuk mengejar materi
Atau jika
nanti usaha kalian tidak mencukupi untuk memahami materi yang kuberikan
Ingin ku
bujuk dirimu untuk tetap tinggal di kelas
Saat
melayangkan surat ijin kepadaku
Tapi apa
dayalah aku ...
Diriku tak
mengalami perpindahan sehingga usahaku pun sia-sia
Aku paham
bahwa materi gaya, kecepatan, usaha, energi, atau apapunlah tentang fisika
Sebenarnya tak
terlalu dibutuhkan untuk menjalani kehidupan ini
Karena yang
paling utama adalah mau berbagi dan saling menyayangi satu sama lain
Ok . . .
Kalian tak
harus menjadi seorang Einstein
Kalian tak
harus menjadi seorang Newton
Tapi aku
ingin kalian memahami fisika itu menyenangkan
Mungkin
perlu banyak waktu untuk mulai menyukainya
Tapi tak
masalah . . .
Karena
seperti hukum pertama si Newton
Cinta itu
tidak bisa dipaksakan tapi butuh proses
Layaknya
sebuah gelas yang berada di atas kertas
Jika kertas
di tarik cepat gelas tak mau ikut
Tapi jika
kertas di tarik pelan gelas mau ikut
Dan mungkin
guru fisikamu sekarang tak seperti yang kau harapkan
Seperti
sebuah gaya gesek yang selalu menghambat gaya dorongmu
Tapi sadarlah
memang dia bukan seorang Einstein
Dia hampir
sama sepertimu saat ini
Dia tak
terlalu menyukai fisika saat di SMA
Tapi ketertarikannya
berubah 1800 terhadap kebenciaanya pada fisika
Mungkin
memang belum sehebat Einstein, pak Sidiq ataupun pak Mario
Tapi apa
salahnya jika kita belajar bersama
Untuk
memahami fisika ini . . . .wahai teman-teman belajarku. . .
‘_‘ 12 November 2014
Sebuah puisi untuk murid-muridku (teman-teman belajarku).
Suatu saat aku ingin menunjukkannya pada mereka semua.
Semoga bisa....hehe
Yap, sekian coretan-coretan pengalaman mengajarku atau lebih tepatnya sepotong kehidupanku. Semoga berguna. GBU