Jumat, 02 September 2016

Kemana Semangatku?

September 2016...
Sayang sekali tulisan saya di akhir bulan Juli 2016 gagal saya bagikan. Sebenarnya sudah selesai nulis, sudah sempat terpublikasikan, tapi entah kenapa sewaktu saya mau edit tiba-tiba ada virus aneh yang mengganggu dan langsung menghapus tulisan saya. Karena sedikit panik dan capek menulis, malah salah menekan tombol simpan dan akhirnya tulisan yang sudah dibuat tidak jadi ke save. Sungguh sial, sejak saat itu malah malas nulis lagi... hehe... dan kini semangat itu muncul lagi..yeah.. langung saja tak saya sia-siakan....

Mungkin tulisan kali ini ada sedikit campuran ataupun gabungan serpihan-serpihan tulisan yang gagal terpublikasikan kemarin.

Ada kutipan tulisan yang mau saya bagi,...
"Hadiah terbesar yang dapat diberkan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak elang itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama, anak-anak elang itu mengganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, anda tidak akan menjadi seseorang yang sejati." (Antonius Budi Hermawan. Sambutan Presiden BEMU. Insadha 2008. Yogyakarta: USD, hlm. 9).

Sesaat pertama kali membuka buka insadha 2008 (baca: buku ospek kampus USD), entah kenapa saya begitu tertarik dengan kutipan kalimat di atas. Waktu itu saya memang bukanlah seseorang yang punya PEDE yang besar hehe... bahkan mungkin sampai sekarang juga masih. Jadi, saat pertama kali memasuki kampus yang saya cari pertama kali adalah sebuah motivasi. Motivasi kenapa saya mesti masuk kampus tersebut, kenapa saya memilih jurusan yang kini akhirnya menjadi profesi yang saya geluti, dsb. Saya perlu penyemangat untuk berani keluar dari lembeknya diri ini. Saya perlu penyemangat untuk berani merangkai mimpi masa depan.

Dan kini saya sudah bekerja pada profesi yang saya pilih saat pertama kali memasuki kampus tercinta tersebut. Mimpi ini telah menjadi kenyataan. Ketakutan yang saya rasakan saat mau memilih profesi ini pertama kali kini telah berhasil saya taklukkan. Meski belum semua mimpi tercapai dan belum semua ketakutan benar-benar saya taklukkan, tapi setidaknya saya sudah melangkah dan bekerja pada profesi ini sampai sejauh ini... terimakasih Tuhan.

Yang saya takutkan sekarang adalah, "Apakah semangat ini masih sama seperti waktu itu, semangat untuk keluar dari zona aman dan untuk melompat lebih tinggi lagi?,, Apakah masih ada semangat untuk mengejar mimpi-mimpi yang masih belum tercapai atau padamkan saja semangat itu dan berhenti saja?."

Haha...
Hidup... benar-benar akan terus berjalan...

Saat saya kembali membuka buku Insadha 2008 itu, saya hanya ingin mengingat masa lalu dan semangat-semangatnya di sana. Karena, entah kenapa akhir-akhir ini saya merasa semangat waktu itu mulai memudar. Saya benar-benar takut semangat itu akan menghilang dari diri ini. Dan lewat berbagi coretan-coretan ini saya hanya ingin semangat itu kembali lagi.

Tuhan benarkah Engkau masih mengamatiku?
Supaya aku tidak terjatuh saat belajar terbang ini
Tuhan apakah Engkau akan menolongku?
Saat aku terjatuh saat belajar terbang ini
hehe...
Ternyata aku tahu
Semangat ini ku rasakan mulai memudar
Karena, aku mencoba menjauh dariMu
Haha
Aku mulai mengandalkan kekuatanku sendiri lagi

Raih tanganku Tuhan
Supaya aku tidak benar-benar terjatuh
Supaya aku kembali lagi kepadaMu
dan Semangat ini muncul lagi


Senin, 20 Juni 2016

Berbagi Foto-foto Hasil Jepretan Kamera Lubang Jarum

Bulan Mei kemarin saya pernah cerita tentang percobaan kamera lubang jarum, dan foto-foto hasil jepretan kamera lubang jarum akan saya bagi di blog ini. Yap... kali ini saya akan menepati janji tersebut.

Foto-foto ini diambil oleh para siswa kelas VIII di sekolah swasta tempat saya mengajar, di daerah Kalasan, Sleman. Oya saya hampir lupa berterimakasih kepada komunitas KLJ Jogja. Terimakasih banyak KLJ Jogja, yang sudah banyak membantu, khususnya membantu dalam mengajar saya untuk menjelaskan, Apa itu kamera lubang jarum, Bagaimana cara memotret dengan kamera lubang jarum, Bagaimana cara mencuci foto hasil jepretan kamera lubang jarum, dan masih banyak lagi bantuan dari KLJ Jogja. Karena merekalah percobaan kamera lubang jarum di sekolah saya berhasil.`Semula ada beberapa siswa yang meragukan apakah bisa memotret menggunakan sebuah kaleng yang diberi lubang kecil, sekecil jarum. Dan berkat bantuan dari KLJ Jogja tersebut akhirnya siswa di sekolah saya banyak yang semakin percaya dan bersemangat. Yeah.... 

Foto-foto hasil jepretan menggunakan kamera lubang jarum harus dijadikan positif... supaya terlihat lebih jelas, sebelumnya hasil jepretan dengan kamera lubang jarum adalah foto negatif. Foto negatif tersebut belum jelas dan bisa dijadikan foto positif dengan cara discan kemudian diedit di photoshop. Saya akan menampilkan foto-foto negatif dan foto-foto positifnya supaya pengunjung bisa semakin jelas.

Ini adalah foto-foto negatif hasil jepretan siswa kelas VIII, di sekolah saya...

Foto - Negatif 1
Foto - Negatif 2
Foto - Negatif 3
Foto - Negatif 4
Foto - Negatif 5
Foto - Negatif 6
Foto - Negatif 7

Gimana... foto-fotonya... belum terlalu jelas ya... karena itu adalah foto negatif. Foto tersebut harus diubah ke positif supaya lebih jelas. Foto negatif sama dengan foto yang masih di klise (yang mau dicetak di studio foto).

Nah di bawah ini foto-foto positifnya...

Foto - Positif 1
Foto - Positif 2
Foto - Positif 3
Foto - Positif 4
Foto - Positif 5
Foto - Positif 6
Foto - Positif 7

Bagaimana sekarang sudah mendingan jelaskan. Memang tidak sejelas dan sebagus kamera HP, Digital, apalagi kamera DSLR. Tetapi proses cara membuat kamera lubang jarum, kemudian proses mengambil gambar, proses mencuci foto di kamar gelap, dan terakhir proses mengubah foto negatif menjadikan foto positif, rasanya lebih menyenangkan dan memuaskan jika dibandingkan dengan memotret menggunakan kamera HP, Digital, ataupun kamera DSLR. Coba deh kalau tidak  percaya... kalau belum dicoba kalian tidak akan pernah tahu. Kata orang-orang di komunitas KLJ Jogja, "Salam lima jari!", yang berarti kamera ini adalah kamera hasil karya sendiri. 

Selama percobaan kamera lubang jarum ini saya mengalami banyak kegagalan lho.. Sebelum mengajak para siswa mempraktekkan langsung dengan kamera lubang jarum, sebenarnya saya sudah pernah mencoba beberapa kali membuat kamera lubang jarum di rumah. Tetapi untuk di rumah saya sengaja membuat kamera lubang jarum dengan menggunakan roll film (klise), perbedaannya hasil akhir fotonya nanti akan berwarna. Kalau hasil foto percobaan dengan para siswa menggunakan kertas film khusus (namanya kertas merit), dan hasilnya adalah foto hitam putih. Hasilnya, percobaan pertama lumayan meski hanya beberapa foto yang berhasil tercetak...hehe.... dan tidak jelas. Percobaan pertama ini saya lakukan saat terjadi gerhana matahari bulan Maret kemarin. Percobaan kedua saya lakukan saat mendaki gunung Sumbing bersama teman-teman kampung. Saya sengaja membuat kamera lubang jarum dan akan mengabadikan keindahan gunung Sumbing dengan kamera lubang jarum. Tetapi sayang seribu sayang, hasilnya gagal total, tidak ada foto yang jelas....hehe. Hal itu bisa terjadi karena, foto-foto hasil jepretan kamera lubang jarum harus dibuka di kamar gelap, sedangkan kemarin untuk percobaan saya di rumah malah dibuka di kamar biasa... sehingga banyak foto yang terbakar...haha.

Untuk percobaan kamera lubang jarum menggunakan kertas film memang belum saya coba di rumah, tetapi saya akan mencobanya dalam waktu dekat ini. Rencana, besok kalau mendaki gunung lagi saya akan mempersiapkan dan membuat kembali kamera lubang jarum supaya keinginan mengabadikan keindahan mendaki gunung bisa saya abadikan menggunakan kamera buatan sendiri. hehe... tunggu saja...

Haha... sekian berbagi pengalaman saya tentang percobaan membuat kamera lubang jarum baik sendiri maupun bersama para siswa di sekolah. Khusus untuk di sekolah, kegiatan percobaan ini akan saya lakukan rutin setiap tahunnya, supaya para siswa benar-benar tahu bahwa fisika itu pelajaran yang menyenangkan, bukan hanya pelajaran yang dipenuhi oleh rumus-rumus dan angka-angka saja tetapi ada percobaan-percobaan yang seru, mengasyikkan, dan menyenangkan. Percayalah, saya hanya ingin kalian semua senang mengikuti pelajaran fisika ini, karena jika kalian bahagia maka saya pun akan bahagia.

Terimakasih Tuhan, untuk bantuannya dan untuk kiriman malaikat-malaikat kecil yang selalu membantuku.

Rabu, 18 Mei 2016

Melakukan Hal-hal yang "Gila" (Menurutku sih... hehe)

Bulan Mei tahun 2016...
Ternyata sudah berganti bulan...hehe tak terasa begitu cepatnya waktu berjalan, 
Hah... kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang hal-hal yang mungkin terlihat kecil bagi beberapa orang tapi ternyata itu adalah suatu kegilaan kecil yang pernah saya lakukan dan tentu saja yang masih saya ingat hehe...

Saat kuliah
Masa saat duduk di bangku kuliah adalah masa yang paling menyenangkan menurut saya. Kuliah identik dengan kebebasan tetapi tetap tanggung jawab. Karena kebebasan itulah saya bisa bebas mengekspresikan diri saya. Banyak hal-hal gila yang pernah saya lakukan saat kuliah. Dari yang berambut gondrong meskipun mahasiswa calon guru. Biasanya sih kalau mahasiswa calon guru jarang yang gondrong. Mereka yang banyak gondrongnya itu biasanya mahasiswa sastra. Hehe... begitulah dulu, saat tetman-teman sekelasku jarang yang gondrong, saya memilih untuk malas potong rambut sehingga rambut saya pun memanjang sendiri hehe... dan baru potong rambut saat mau latihan ngajar. Tapi itu sih sebenarnya biasa... ada kejadian yang lebih aneh dan gila menurut saya. 

Bermula saat kuliah, suatu ketika ada sebuah tugas kelompok mata kuliah tertentu yang harus dikumpul dan dipresentasikan pada hari itu juga, apesnya pada hari itu saya tidak membawa tugas penting itu. Jam pertama sampai ketiga saat itu saya ada kuliah nah tugas penting tadi harus dikumpul pada kuliah berikutnya yaitu jam ke-6 (kalau tidak salah- maklum sudah lama). Karena, saya merasa tidak tenang dan tidak enak sama teman-teman kelompok maka, saya putuskan untuk pulang secepat kilat ke rumah untuk mengambil tugas itu dan kembali ke kampus dengan perasaan tenang. Sepintas terkesan biasa saja, tapi jarak rumah saya ke kampus lumayan jauh. Rumah saya didaerah Godean paling pojok Barat sedangkan kampus tercinta didaerah Paingan, Maguwoharjo, orang Jogja pasti tahu. Kalau melaju dengan cukup cepat rumah ke kampus bisa ditempuh dengan waktu 45 menit. Itu kalau hanya dari rumah ke kampus atau sebaliknya. Nah kalau bolak-balik berarti harus menempuh sekitar 90 menit atau 1 jam lebih 30 menit. Lagi-lagi itu kalau melaju dengan cukup cepat. Kembali lagi ke inti cerita, saat mau pulang mengambil tugas yang tertinggal di rumah saya tak peduli dengan waktu, yang saya pikirkan adalah segera ambil tugas dan kembali ke kampus dengan tenang. Saat di jalan menuju ke rumah pun saya menikmati hal yang saya lakukan ini dan sempat juga berpikir "katanya Einstein jika seseorang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dia tidak cepat tua"...haha itulah yang saya bayangkan meskipun saya bergerak tidak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya tapi yang penting saya bergerak-semoga saya juga tidak cepat tua haha... itu yang selalu saya renungkan saat itu bahkan sampai saat ini, khususnya jika sedang berada di jalan saat mengendarai motor. Begitu sampai kampus ternyata saya datang tepat sebelum kuliah jam ke-6 dimulai. Dan saya pun bisa kembali dengan tenang, apalagi presentasi berjalan dengan lancar. Itu tadi salah satu kejadian gila yang di luar perkiraan saya sendiri. Kadang-kadang saya berpikir kenapa ya saya bisa melakukan hal-hal yang sebenarnya berat tapi malah dengan semangat saya kerjakan atau lakukan.
Masih banyak lagi tentunya hal-hal gila semasa kuliah tapi tidak akan saya ceritakan semuanya. Yang jelas saya juga pernah melakukan hal-hal gila dengan sahabat ataupun pernah melakukan hal-hal gila saat nembak cewek...hehe...khusus yang terakhir tak akan pernah saya ceritakan di blog ini... biarlah itu menjadi kenangan yang saya simpan sendiri... haha... yang paling penting kapan ku punya pacar????.... haha... kerja...kerja...ayo kita kerja keras mencari pendamping hidup... :D


Saat bekerja
Tidak pernah terduga dan terlintas dalam pikiran ini, saya akan melakukan hal gila lagi selama bekerja seperti saat kuliah dulu. Kejadian gila ini baru kemarin saya lakukan, makanya saya cepat-cepat buka blog ini supaya semangat berbagi ini tidak segera lenyap entah kemana...
Ini berkaitan dengan pembelajaran fisika sesuai profesi saya. Dalam pembelajaran fisika kelas 8 SMP ada materi alat optik. Dulu saat kuliah saya pernah punya mimpi kecil yaitu suatu saat nanti ingin mengajarkan membuat sebuah kamera lubang jarum kepada para siswa. Info-info ataupun artikel kamera lubang jarum ini saya baca dan saya temui saat kuliah, tepatnya saat pergi ke perpustakaan ataupun saat berselancar di internet. Nah kini mimpi kecil itu pun akhirnya terwujud. Tadi tepatnya, saya dan para siswa kelas 8 SMP, berhasil memotret dengan kamera lubang jarum sekaligus mencuci fotonya/ gambar hasil jepretannya. Yeah.... akhirnya aku bisa... terimakasih Tuhan dan orang-orang di sekelilingku. Kapan-kapan akan saya bagi foto-foto hasil jepretan kamera lubang jarum di blog ini.

Hal gila apa yang sudah saya lakukan. Ini dia....Sebenarya saya masih belum begitu paham dengan kamera lubang jarum ini khususnya saat mencuci fotonya yang harus berada di ruangan gelap. Proses mencucinya bagaimana dan kegelapan ruangan yang dipakai juga seperti apa, saya masih bleng. Tapi saya tetap nekat mau mengajarkan hal ini kepada para siswa. Banyak hal yang sudah saya lakukan dari mencari informasi di internet, mencari studio foto/ toko yang masih jual barang-barang yang diperlukan untuk kamera lubang jarum, mencari studio foto yang masih mau mencucikan foto-foto hasil jepretan kamera lubang jarum khususnya, dsb, supaya praktek membuat kamera lubang jarum ini berhasil. Yang paling sulit ternyata mencari studio foto yang masih mau atau bisa mencucikan foto kamera lubang jarum, hampir studio foto se-Jogja sudah saya singgahi... (belum ding- sebenarnya baru beberapa), tapi dari beberapa itu dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak ada lagi studio di zaman sekarang yang masih mengandalkan cuci mencuci foto lagi karena sekarang eranya sudah digital semua. Dari yang hampir menyerah inilah kemudian ada setitik harapan, saat saya menghubungi sebuah komunitas kamera lubang jarum ada sebuah balasan... Dari balasan inilah akhinrya tadi, saya minta beberapa orang dari komunitas lubang jarum Jogja untuk membantu mengajar saya untuk mempraktekkan cara memotret dengan kamera lubang jarum dan mencuci hasil foto jepretan kamera ini kepada para siswa. Dan berhasil... semoga kegiatan ini semakin membuat para siswa menyukai pelajaran fisika... Saya akan bahagia jika kalian bahagia wahai para teman belajarku (baca: para siswa).

Dan satu lagi hal gila saat pembelajaran fisika materi alat optik - kamera lubang jarum, ini. Yaitu saat membuat sebuah ruangan gelap untuk proses memasukkan kertas foto ke kamera lubang jarum ataupun saat mencuci hasil fotonya. Semula saya berpikir dan berencana mau membuat ruangan gelap disebuah gudang di sekolah yang sudah jarang kepakai, dari gudang itu rencana, hanya tinggal ditutup lubang ventilasinya. Tetapi Bapak Kepala Sekolah menghendaki lain, supaya siswa lebih kondusif ruangan gelap dibuat di dalam laboraturium IPA saja. Dari situlah kemarin saya bekerja keras membuat ruangan gelap ini tentuanya dibantu oleh satu guru dan Bapak tukang kebun sekolah yang handal. Sebenarnya yang membuat ruangan gelap ini sesungguhnya adalah Bapak tukang kebun sekolah yang handal tadi, saya hanya membantu...hehehe.. Bapak tukang kebun yang handal tadi namanya adalah Bapak Marno... terimakasih banyak Pak untuk bantuannya. Proses pembuatan ruangan gelap dimulai kemarin siang (Selasa) menjelang sore hari sekitar jam 2 siang. Ruangan gelap ini harus selesai hari Selasa itu juga, karena akan dipakai pada hari Rabu. Pada siang hari itu awalnya kami bertiga Bapak Marno, Bapak Daru (teman guru- terimakasih Pak Daru atas bantuannya), dan saya sendiri. Tetapi karena Bapak Daru ada tugas lain di rumah, maka Pak Daru langsung pamit pulang. Tinggalah kami berdua, Bapak Marno dan saya. Disinilah proses kegilaan dimulai. karena saking semangatnya Bapak Marno dalam menjalankan tugas dan mungkin juga semangatnya saya untuk mengajarkan praktek kamera lubang jarum kepada para siswa. Kami berdua sibuk bekerja di sekolah membuat ruangan gelap dari jam 2 siang sampai jam setengah 8 malam. Dari jam 2 siang yang awalnya masih banyak teman-teman guru di sekolah yang masih sibuk dengan urusannya ataupun pekerjaannya masing-masing tetapi itu cukup menemani kerja kami berdua sampai jam setengah 4 sore yang ada hanya tinggal kami berdua (lagi-lagi Bapak Marno dan saya), beruntung kemudian sekitar jam setengah 7 malam muncullah istri Bapak Marno dan anaknya sehingga kami berdua tidak kesepian di sekolah. Dan tepat jam 7 malam ruangan gelap pun akhirnya jadi...yeah... saatnya beres-beres, bersih-bersih, dan pulang ke rumah dengan tenang. Sampai rumah jam setengah 9 malam. Sungguh di luar rencana.

Inilah hal-hal gila yang pernah saya alami... yang paling tidak saya duga adalah kenapa saya bisa melakukan hal-hal yang diluar pikiran saya yang jika dilihat sepintas sebenarnya kegiatan itu berat, tapi toh saya tetap semangat melakukan. Terimakasih Tuhan Yesus untuk semua bantuannya, untuk kiriman malaikat-malaikat kecil yang selalu menemani langkahku dan membantuku. Semua ini tak dapat ku pungkiri karena kuasa dan anugerahMu Tuhan. Terimakasih Tuhan Yesus. Terimakasih.
Sekian. Mari tetap semangat. GBU.


Selasa, 26 April 2016

Perpanjang atau tidak?

Layaknya seorang pemain sepak bola, ada kontrak kerjanya atau ada batas waktu untuk mengabdi dalam sebuah klub. Jika kontraknya habis pemain tersebut biasanya akan diberi perpanjangan kontrak kerja atau tidak. Jika mainnya bagus pasti pemain tersebut begitu ingin dipertahankan oleh suatu klub, sampai yang banyak terjadi, kontrak kerja pemain belum habis pun klub jauh-jauh hari bahkan bulan ataupun tahun, sudah menyodori kontrak kerja baru. Tujuannya ya jelas klub tidak ingin pemain terbaiknya hilang atau pergi ke klub lain. Jika pemain tersebut mainnya tidak sesuai harapan, pemain tidak akan diberi perpanjangan kotrak kerja lagi dan pada saat kontrak kerjanya habis pemain dipersilahkan meninggalkan klub dan pada saat itu pemain akan mencari klub pelabuhan baru.

Hehe... kenapa saya bercerita tentang kotrak kerja. Yak benar ini ada kaitannya dengan pekerjaan yang saya geluti. Pemain sepak bola mempunyai kontrak kerja, bagaimana dengan seorang guru?. Ya... layaknya pemain sepak bola, guru pun mempunyai kontrak kerja. Batas kontrak kerja di Yayasan sekolah yang saya abdi adalah satu tahun. Dan tahun 2016 atau tepatnya tanggal 30 Juni 2016 kontrak kerja saya di Yayasan akan habis. Wah-wah... ternyata sudah mau setahun toh saya bekerja di Yayasan ini... waktu memang terus berjalan. Sedikit berbeda dengan pemain sepak bola yang saya ceritakan di awal cerita ini, di Yayasan tempat saya mengabdi pada bulan April sebelum kontrak kerja para guru habis, kami para guru diberitahu atau dijelaskan bahwa yang ingin memperpanjang kontrak kerja dipersilahkan membuat lamaran pekerjaan kembali dan bagi yang tidak ingin memperpanjang kontrak kerja pun tidak akan menjadi masalah dan dipersilahkan juga. Yayasan tidak akan menggondeli setiap guru yang ingin pergi atau tidak ingin memperpanjang kontrak kerja lagi, karena setiap tahunnya Yayasan akan membuka lowongan kerja sehingga tidak akan kekurangan guru. Kecuali jika tidak ada yang melamar meski sudah ada lowongan kerja. hehe...

Awal bulan April kami para guru yang belum tetap dikumpulkan oleh Bapak Kepala sekolah, saya juga termasuk. Oya kontrak kerja ini hanya berlaku bagi guru yang belum tetap, guru yang sudah tetap tidak mengikuti sistem kontrak kerja lagi, mereka sudah dikontrak sampai nanti pensiun. Kami dijelaskan oleh Bapak Kepala sekolah seputar kontrak kerja tadi. Yang diperjelas oleh Bapak Kepala sekolah ditempat saya bekerja adalah kami para guru yang belum tetap diminta merenungkan dengan sebaik-baiknya sebelum memutuskan perpanjang atau tidak. Nah disitulah terjadi pergulatan dalam hati saya. Tetapi pergulatan itu tidak berlangsung lama, karena sebelum dikumpulkan oleh Bapak Kepala sekolah pun saya sudah sering merenungkannya. Selama ini saya merasa nyaman bekerja ditempat kerja saya ini. Baik itu dari teman-teman guru, para siswa, suasana sekolah, aktivitas sehari-hari di sekolah atau suasana-suasana yang lain yang belum saya sebutkan, semuanya membuat saya nyaman dan yang lebih penting ngangeni. Saya sudah lama tidak merasakan suasana sekolah yang berada di dekat gereja, suasana ini begitu membuat kangen hati saya, kangen dari hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan gereja selama sekolah, yaitu: koor, misa, dll. Maklum dulu waktu SMP dan SMA saya memilih untuk belajar di sekolah negeri. hehe...

Suasana ini sudah membuat saya nyaman, sudah mengobati kangen saya. Jadi, saya tidak terlalu sulit untuk memutuskan mau perpanjang kontrak kerja atau tidak. Pilihan saya jelas, perpanjang kontrak... yeah.... dan surat lamaran yang baru pun sudah saya kumpulkan, itu berarti saya benar-benar sudah memenuhi persyaratan untuk memperpanjang kontrak kerja. Kini saatnya fokus pada pekerjaan ini untuk lebih baik lagi dari sebelumnya, untuk lebih rajin dan semangat lagi dari sebelumnya. Meskipun tempat kerja saya ini lumayan jauh dari rumah saya (baca: rumah Bapak saya), tetapi hal itu tidak menjadi masalah buat saya...haha... Meskipun ada teman guru yang seangkatan dengan saya, pada akhirnya memutuskan untuk tidak perpanjang kontrak kerja lagi, tetapi niat saya sudah bulat. Saya mungkin sedikit sedih karena, kehilangan teman seangkatan yang selama ini dari awal selalu barengan, tetapi saya harus membuat keputusan, dan keputusan saya adalah lanjut. "Saya selalu mau percaya bahwa Tuhan punya caraNya sendiri untuk merencanakan hidupku, Dia pasti akan selalu mambawaku kelembah yang hijau, Dia akan selalu membaringkanku di padang yang berumput hijau."

Satu hal yang saya ambil dan simpan di hati dari penjelasan Bapak Kepala sekolah di tempat saya mengajar, "Jika mau keluar dari sini, diusahakan besuk bekerja ditempat yang lebih baik dan lebih nyaman dari sini - jangan malah sebaliknya." 

Oke... terima kasih Tuhan untuk semua anugerah yang telah Engkau berikan kepadaku selama ini. Saya sudah perpanjang kontraknya Tuhan, saya mau lanjut... bantu saya untuk bekerja dengan lebih baik lagi.

Sekian bagi-bagi cerita dari saya. Semoga berguna.
GBU.

Senin, 18 April 2016

Menari di tengah Badai

Hei bulan April 2016... sekarang sudah pertengahan bulan April 2016 lebih sedikit. Kali ini saya ingin berbagi lewat tulisan lagi...

Menari di tengah badai. Saya sengaja memilih judul ini dalam tulisan saya kali ini. Judul tersebut mempunyai makna yang dalam menurut saya. Salah satu makna yang saya petik dari judul tersebut adalah menikmati segala peristiwa yang sedang kita alami, khususnya peristiwa yang paling berat dalam hidup kita. Karena dengan menikmatinya kita akan terbebas dari rasa setres ataupun frustasi. Dengan menikmatinya pula berarti kita percaya pada Tuhan bahwa cobaan ini pasti tidak akan melebihi kekuatan dari kita. Yang terakhir dengan menikmati peristiwa yang paling berat dalam hidup ini, kita juga akan mengarah ke keberhasilan. Jadi pesan penting sejak awal adalah "menarilah di tengah badai - nikmatlah segala cobaan/ peristiwa yang sedang kita alami."

Judul di atas sebenarnya sebuah potongan kalimat yang saya ambil dari tulisan J.Sumardianta melalui bukunya Habis Galau Terbitlah Move on. Kalimat lengkapnya berbunyi, "Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, melainkan bagaimana tetap bisa menari di tengah hujan?" (J. Sumardianta. Habis Galau Terbitlah Move on. Yogyakarta: Penerbit Bentang, hlm.82-83). Ya kadang-kadang saat membaca sebuah buku saya begitu tertarik dengan kalimat-kalimat yang mengadung makna positif, mendalam, dan yang paling penting membangkitkan semangat dalam diri ini. Jika sudah demikian pastinya saya akan mengingat kalimat tersebut, selanjutnya ada keinginan dalam diri ini untuk membagikan kalimat yang bermakna tersebut kepada orang-orang. Nah kali ini saya membagikanya lewat blog ini. 

Melalui judul di atas saya ingin berbagi sebuah pengalaman hidup saat mengalami peristiwa/ cobaan yang cukup sulit dalam hidup ini. 
Selepas lulus kuliah adalah masa-masa cukup sulit dalam hidup saya. Karena, dimasa itu kita dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang kita dapat selama di sekolah dasar sampai bangku kuliah. Cara mengaplikasikannya yaitu lewat bekerja. Yang saya alami begitu lulus kuliah adalah masih banyaknya keraguan dalam diri ini. Baik itu keraguan dalam kemampuan, pilihan profesi ini, keadaan hidup yang akan datang, dan masih banyak lagi keraguan yang menghantuiku pada saat itu. Tetapi hal terpenting saat itu saya tetap melangkah maju dan tidak takut gagal. Yang paling saya pikirkan saat itu adalah mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, jika menemui kegagalan bangkit dan bangkit lagi. Jika pengunjung sudah membaca semua isi blog ini, pasti tahu apa yang saya rasakan dan bagaimana perjuangan saya selepas lulus kuliah sampai sekarang setelah menjadi seorang guru. Dan sampai saat ini pun saya masih tetap berjuang untuk menjadi guru yang baik.

Kunci adanya kemauan untuk bangkit lagi setelah mengalami kegagalan dan seolah-olah tidak takut dengan kegagalan selama ini adalah adanya orang-orang yang begitu luar biasa di sekeliling saya. Baik itu keluarga (baca: orang tua, kakak, adik, pak lik, bu lik), teman-teman OMK, dan teman-teman seangkatan kuliah - yang ternyata lewat sharing-sharing atau update status mereka di jejaring sosial tentang perasaan yang dialami selama mencari kerja ataupun selama berjuang dalam pekerjaan selama ini cukup untuk membangkitkan semangat ini jika lagi gundah. Terima kasih semuanya,:D. Tanpa kalian sadari, "kalianlah yang selama ini selalu menuntun hati ini untuk terus menyalakan kembali api semangat dalam diri saat api semangat ini padam."

Kunci selanjutnya dan menurut saya yang paling utama adalah karena kebesaran Tuhan. Selama ini saat sedang banyak masalah khususnya setelah lulus kuliah, saya sering pergi ke kapel adorasi. Bahkan sejak saya bersibuk-ria menyusun skripsi kemudian lulus kuliah kemudian mencari kerja, saya begitu sering datang ke kapel adorasi di tempatku. Sebuah keberuntungan di tempatku dekat rumah, ada kapel adorasi jadi saya tidak perlu pergi ke Sendang Jatiningsih untuk menenangkan diri dan hening berbicara dengan Tuhan. Terima kasih Romo Supranowo, Pr dan Romo Patrick yang selama ini begitu semangat untuk membangun dan mengajarkan pada kami umat paroki Klepu tentang apa itu doa adorasi dan kapel adorasi. 

Masih ingat dulu sewaktu kuliah pernah mendengar cerita seorang teman yang rajin mampir ke Sendang Jatiningsih untuk berdoa. Dia selalu singgah ke Sendang Jatiningsih sewaktu mau berangkat ataupun pulang kuliah, kebetulan rumahnya di daerah Kulonprogo yang melewati Sendang Jatiningsih jika mau pergi ke kampus ataupun pulang ke rumah. Dari cerita tersebut entah kenapa saya ingin meniru kegiatan positif teman saya itu. Dimulai di kampus, saat jam 12 siang biasanya ada Misa harian, jika tidak ada kuliah ataupun lagi ada jam kosong saya sempatkan pergi ke kampus ministri untuk ikut misa harian. Kemudian ikut-ikutan menyempatkan mampir ke Sendang Jatiningsih saat pulang kuliah. Hehe... mengingat masa lalu, yang begitu menyenangkan. Ya, intinya saat saya banyak mengalami masalah atau sedang mengalami peristiwa/ cobaan berat saya akan berusaha untuk menikmatinya dan berserah pada Tuhan, "tetap percaya badai ini akan segera reda, jadi nikmati saja."

Semangat!!! GBU...

Kamis, 31 Maret 2016

Maafkan saya Pak!

Hei penggemar....hehehe... berharap ada penggemar blog ini... yang selalu menantikan cerita-cerita dari saya... hehe

Selamat Paskah bagi yang merayakannya... Semoga apa yang sudah Tuhan lakukan pada kita semakin membuat kita untuk mencintai sesama dan mau berbagi kepada sesama.
Kali ini, saya mau berbagi tentang sesuatu hal yang saya alami selama menggeluti pekerjaan saya, sebagai seorang guru. Silahkan dibaca dan selamat menikmatinya...



Pada hari Senin, 30 Maret 2016 ada pelatihan dan pembekalan kurikulum saintifik kepada para guru se-Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kurikulum itu adalah kurikulum KTSP 2006 yang dibalut dengan langkah-langkah mendekati kurikulum 2013. Pelatihan tersebut bertujuan untuk menyiapkan para guru se-Kabupaten Sleman untuk menghadapi pembelajaran tahun ajaran 2016/2017 yang akan datang.

Saat saya mendapat undangan dari Bapak Kepala Sekolah, saya merasa senang sekali. Karena, menurut saya pelatihan tersebut akan sangat membantu saya dalam bekerja. Bukan hanya itu saja, tetapi pelatihan tersebut juga akan mempertemukan saya dengan para guru se-Kabupaten dan pikir saya di sana nanti, kami para guru bisa saling kenal dan mungkin juga bisa berbagi pengalaman tentang informasi ataupun tentang pengalaman mendidik siswa-siswi di sekolah masing-masing.

Setelah saya baca undangan pelatihan tersebut, ada setitik semangat yang membuat saya semangat untuk hadir. Setitik semangat itu yaitu akan diundangnya juga dalam pelatihan tersebut seorang guru fisika, yang dulu pernah menjadi guru fisika saya saat SMP. Pikir saya ini akan menjadi reuni yang menyenangkan. Meskipun saya tahu, guru fisika tersebut pasti tidak ingat lagi dengan saya. Hehe... “Siapakah aku ini, sampai seorang guru masih mengingatku?.” Saya termasuk siswa yang biasa saja saat masih belajar di SMP. Dibilang nakal ya tidak, dibilang baik ya mungkin iya...hehe... tapi tetap terlihat biasa saja. Dibilang pintar jelas tidak, dibilang bodoh juga tidak... jadi rata-rata dan biasa saja. Untuk itu sudah dapat dipastikan saya tidak akan dikenang oleh guru manapun. Huhuhu... sedih memang. Kondisi ini sangat berkebalikan bila dibandingkan saat saya masih duduk dibangku SD. Saya sangat nakal... hehe dan dapat dipastikan semua guru SD, pasti mengingat saya. Haha terlalu berharap...#$%@$#....

Kembali lagi ke inti tulisan ini...hehe
Rencana saat bertemu dengan guru Fisika SMP tersebut saya akan bersalaman dan bercerita bahwa saya ini adalah salah satu muridnya dulu. Tujuan saya adalah mengucapkan terimakasih lewat cerita dan menunjukkan bahwa ada salah satu muridnya yang tidak pernah dikenang, tidak pernah diperhitungkan karena biasa saja, ataupun tidak pernah apapunlah di mata Beliau. Kini mengikuti jejaknya menjadi seorang guru Fisika. Terbayang begitu senangnya hati ini saat melihat wajahnya begitu mendengar cerita saya. Tetapi timbul juga pertanyaan-pertanyaan yang muncul, “Apakah Beliau akan bahagia begitu mendengar cerita dari saya ataukah itu hanya cerita biasa yang sudah sering Beliau dengar saat bertemu dengan beberapa muridnya dulu?, atau Apakah Beliau malah akan menjadikan saya alat untuk mengerjakan tugas dalam pelatihan nanti?.” Ada rasa kecangggungan dalam diri ini.

Dan pada akhirnya, sampai selesainya acara pelatihan kurikulum tersebut. Saya tidak pernah mendekatinya apalagi bersalaman ataupun bercerita panjang lebar seperti yang saya rencanakan. Gagal total... Saya benar-benar terlalu canggung untuk memulai menemuinya dan sekedar bersalaman ataupun mengucapkan salam. Padahal hati ini benar-benar ingin melakukan apa yang sudah direncanakan. Huft...

Beberapa hari setelah acara tersebut, saya bercerita pada ibu saya. Dan ibu bilang begini, “Wah dosa koe!, kui ki gurumu sik wis berjasa karo koe!.” Hati ini tambah makin merasa bersalah, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Yang sudah biarlah sudah. Saat saya melihat Beliau di acara pelatihan kurikulum tersebut, Beliau sudah tampak tua, rambutnya sudah banyak yang putih. Kemungkinan telat disemir ataupun memang sengaja tidak disemir. Rambutnya terlihat tidak serapi dulu. Sekarang ternyata Beliau sudah sangat tua. Dan atas segala hal yang saya rasakan sekarang, muncullah ide untuk menulis ungkapan perasaan dalam hati ini, saat saya sedang mengawasi TPM siswa kelas IX SMP. Begitupun puisi di bawah ini...

Maafkan saya Pak Sumantri
Karena saya membuang muka dan seolah tak mengenalmu lagi
Padahal engkau sudah ada di depanku
Maafkan saya Pak
Karena saya belum sempat berterimakasih
Atas segala hal yang telah kau berikan kepadaku dulu   

Semoga akan ada kesempatan kedua untuk bertemu denganmu
Dan bila waktu itu tiba tak akan pernah kulewatkan sedetikpun
Untuk mengungkapkan betapa bahagianya aku melihatmu
Dan betapa besar rasa syukur dalam hati ini karena pernah diajar olehmu
Ataupun sekedar mengucapkan terimakasih kepadamu
Atas segala hal yang telah kau berikan kepadaku
Semoga akan ada waktu lagi
Semoga belum terlambat
Semoga sebelum engkau melepas seragammu
Kita akan bertemu lagi
Terimakasih Pak guru!

Sekian cerita dari saya. Terimakasih. GBU.

Senin, 25 Januari 2016

Terimakasih Untuk Orang-orang di sekelilingku

Sudah lama saya tidak berbagi tentang pekerjaanku... kini saya mau berbagi lagi tentang hal itu.
Sejak awal bulan November 2015 yang lalu, saya resmi menjadi wali kelas di sebuah sekolah SMP Swasta di daerah Sleman Yogyakarta. Wali kelas sebelumnya sedang cuti karena, sedang mengandung dan hampir melahirkan, saya disuruh untuk menggantikannya. Ada banyak pengalaman baru yang saya temui selama menjadi wali kelas dadakan tersebut. Dari mengurusi anak-anak (kelas) lebih dekat daripada guru biasa, membuat raport semester satu/ gasal, membagi raport, membantu mengkoordinir pensi kelas untuk Natalan bersama, sampai yang paling baru dan masih hangat-hangatnya adalah menjadi pembina upacara bendera (baru tadi pagi- baca: Senin, 25 Januari 2016). Dan pengalaman-pengalaman yang lain yang belum disebutkan.... hehe...

Bagian pertama yang membekas adalah...
Saat membuat raport. Kelihatan mudah tapi tidak semudah kelihatannya ternyata... dari memasukkan nilai ke raport hingga membuat deskripsi per mata pelajaran di raport. Suatu pengalaman yang berkesan dan tentunya akan membuatku semakin tahu seluk-beluk perkerjaan seorang guru yang sesungguhnya. Beruntunya saya... ada orang-orang yang baik yang selalu berada di sekeliling saya... (terimakasih Tuhan atas kiriman malaikat-malaikat kecilmu yang selalu membantuku :D), saat saya "mungkin" terlihat kebingungan dengan pekerjaan baru tersebut, teman-teman guru mau secara terbuka dan tanpa saya minta langsung membantu menyiapkan raport kelas yang saya ampu. Mereka membantu ngeprint satu per satu kelengkapan raport kelas saya. Terimakasih banyak teman-teman... kalian luar biasa baiknya, semoga saya bisa membalas kebaikan kalian. Dan karena bantuan merekalah pada keesokan harinya pembagian raport akhirnya berjalan dengan lancar... yeah...

Soal pembagian raport itu juga sebuah pengalaman baru bagi saya. Malam sebelum pembagian raport saya siapkan diri dan mental untuk membagikan raport kepada satu per satu orang tua/ wali murid. Ada perasaan campur aduk juga lho... tapi pada akhirnya semua itu telah saya lewati dengan lancar. Berbicara dan bertatap muka langsung dengan orang tua/ wali murid adalah suatu pengalaman yang luar biasa... membagikan cerita-cerita kepada orang tua/ wali murid tentang kegiatan-kegiatan atau perilaku-perilaku yang dilakukan siswa selama di sekolah merupakan salah satu pengalaman yang menarik selama menjadi wali kelas.

Masih ada kesalahan...
hehehe.... itu biasa.... di dalam menjalani kehidupan ini...
Siang hari setelah pembagian raport sudah beres semua, saya mendapat telpon dari salah satu orang tua murid, beliau memberitahu bahwa ada kesalahan dalam penulisan/ pengetikan jenis kelamin pada biodata di raport. Haduh.... setelah saya cek kembali ternyata siswa yang berjenis kelamin perempuan biodatanya salah ketik semua. Harusnya jenis kelamin perempuan tetapi malah saya ketik laki-laki...hehe... Tetapi semua masalah sudah saya bereskan setelah semua siswa mengembalikan raportnya kembali.

Bagian kedua yang membekas adalah...
Saat menjadi pembina upacara bendera pertama kalinya.... :D
Biasanya di sekolah tempat saya bekerja, upacara bendera dilakukan setiap 3 minggu sekali. Minggu pertama upacara bendera, minggu kedua perwalian, dan minggu ketiga renungan/ refleksi di gereja. Nah entah mengapa, untuk dua minggu di bulan Januari 2016 ini jadwalnya sedikit berbeda... setelah upacara bendera yang biasanya minggu selanjutnya akan diisi dengan perwalian kok tiba-tiba berubah menjadi upacara bendera lagi... dan jadwalnya petugas upacara bendera maupun pembina uparanya jatuh di kelas yang saya ampu...waduh... mau bagaimana lagi sebagai guru yang baik dan profesional saya pun harus menerima tugaas tersebut dengan ikhlas dan lapang dada.... (haha malah ngopo,,, lapang dada barang).
Oke tanpa pikir panjang dan tanpa berlarut-larut untuk pusing memikirkan tugas pertama kali tersebut, saya dan siswa-siswa kelas yang saya ampu pun segera menyiapkan diri untuk tugas upacara bendera. Dari latihan upacara bendera sampai menyiapkan diri untuk menjadi pembina upacara. Ternyata siswa-siswa yang diberi tugas menjadi petugas penting di upacara bendera pun banyak yang bilang grogi... lha saya pun sharing dan bercerita, bahwa saya pun juga merasa grogi menjadi pembina upacara karena itu merupakan tugas pertama kali saya. Dan saya rasa berkat sharing dan cerita tersebut siswa-siswa yang bertugas pun semakin tidak takut untuk bertugas.

Malam hari atau tepatnya tadi malam sebelum bertugas upacara di pagi harinya, saya benar-benar sedikit mengalami stres.... hehe... ternyata... sampai segitunya, meskipun bukan stres yang akut. Dan hanya stres-stres biasa kok... Sebenarnya bukan hanya malamnya saja tetapi dari pagi hari pun perasaan stres itu sudah mulai menghinggapi diri saya. Beruntungnya saya.... masih ada orang-orang dekat yang selalu menjadi malaikat kecilku, dia adalah ibuku. Tadi malam saya minta bantuan ibu untuk membantu menyusun sebuah amanat upacara bendera. Nah sebenarnya yang paling membuat setres saat menjaadi pembina upacara ya bagian amanat ini...hehe. Semua hal yang ingin saya bicarakan pada saat amanat upacara sengaja saya tulis duluan, ya seperti mengarang sebuah pidatolah.. Supaya amanatnya lebih baik dan mungkin tokcer, saya sengaja minta masukan dan bantuan ibu untuk menyusun isi amanat tersebut... setelah amanat saya tulis kemudian saya ucapkan dan hafalkan amanat itu, baik sebelum tidur, selama tidur (baca: selama belum tidur beneran), setelah bangun tidur, selama mandi, bahkan selama perjalanan menuju sekolah (baca: saat naik motor nuju sekolah). Bahkan kata-kata atau kalimat yang tidak pernah saya tulis tapi mau saya ucapkan di dalam amanat pun sudah saya hafalkan dan saya rangkai di angan-angan dulu.
Dan hasilnya... yeah... saya kembali berhasil melewati ujian-ujian kecil atau pengalaman-pengalaman baru dan asing itu. 
Sekali lagi termakasih Tuhan untuk orang-orang yang kau kirimkan... untuk menjadi malaikat-malaikat kecil yang membantu kelemahan diri saya ini.
Saya percaya saat, saya berhasil melakukan sesuatu salah satunya karena pengaruh doa-doa dan bantuan dari orang-orang terdekat saya.
Terimakasih Ibu...
Terimakasih Bapak...
Terimakasih Kakak dan Adikku...
Terimakasih teman-teman guru...
dan Terimakasih Tuhan Yesus.

Sekian- semoga cerita ini menjadi berkat bagi semua. GBU

Jumat, 08 Januari 2016

Hidup Akan Terus Berjalan (2)

Selamat Natal 2015 bagi yang merayakannya dan Selamat Tahun baru 2016 serta selamat menjalani tahun baru ini...

Meski sudah terlambat saya mengucapkannya tetapi akan lebih baik tetap diucapkan meskipun terlambat daripada tidak sama sekali.
Kali ini saya mau sedikit berbagi tentang kegiatan di akhir tahun 2015. Banyak hal yang sudah terjadi di akhir tahun 2015 kemarin. Salah satu kegiatan atau peristiwa yang berkesan yang saya alami di akhir tahun 2015 adalah pernikahannya kakakku. Akhirnya masa lajang kakakku pun berakhir di akhir tahun 2015 kemarin dan kami sekeluargapun ikut senang dan berbahagia. Selamat menempuh hidup baru mbak Nuri, semoga berbahagia dengan keluarga barumu dan semoga tambah dewasa serta menjadi orang tua yang selalu mengasihi anak-anakmu nanti.

Sudah cukup lama juga keluargaku berharap kakakku segera melepas masa lajangnya hehehe... meskipun sebenarnya saya tidak berpikiran seperti itu... bagiku kalau kakakku cepat nikah ya syukur kalaupun belum ya tetap harus bersyukur. Tetapi kini semuanya telah terkabul dan hal itu semua menurut saya tidak terlepas dari doa kakakku sendiri, Bapak Ibuku, adikku, saya sendiri, ataupun dari orang-orang yang sempat berdoa untuk kakakku. Sekali lagi selamat yo mbak.... :D dan terimakasih banyak Tuhan Yesus... :D

Saya pernah membaca sebuah renungan di sebuah buku Pelangi Kehidupan 1 - Antara Cinta dan Kegilaan judulnya, "Enam Kali Aku Mengis untuk Adikku." Ceritanya mengharukan sekali. Inti ceritanya adalah pengorbanan seorang adik kepada kakaknya. Dia rela berkorban demi kakaknya bahkan rela tidak melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena mengalah untuk kakaknya. Semua pengorbanan adiknya itu sebenarnya adalah bentuk balasan atau ucapan terimakasih kepada kakaknya karena dulu waktu masih kecil si adik ini pernah ditolong oleh kakaknya. Jadi, karena ingin membalas kakaknya adik ini rela berkorban dalam berbagai hal untuk kakak tercintanya. 

Melaui cerita yang saya baca itu kemudian ada suatu keinginan yang muncul dalam diri ini untuk berkorban demi kakakku. Dan... akhirnya kemarin saya bisa ikut membantu (berkorban hal kecil) mempersiapkan ataupun terciptanya pesta pernikahan kakakku... yeah... meskipun belum seberapa jika dibandingkan dengan kedua orang tuaku, tetapi saya tetap bersykur bisa terlibat dalam berlansungnya pesta pernikahan kakakku. 

Kini kehidupan baru sudah dijalani kakakku, begitu juga dengan keluargaku yang tersisa (Bapak, Ibu, Adik, dan saya sendiri). Pertama terasa aneh dan ada sesuatu yang berbeda di rumah Bapakku, karena yang biasanya keluarga ini terdiri dari 5 orang kini tinggal 4 orang... hehe .... tetapi inilah kehidupan yang sebenarnya, hidup akan terus berjalan... dari muda akan menjadi tua... dan yang tua juga akan tambah tua. Jika ada seseorang yang belum percaya dan belum paham tentang hidup yang sebentar ini, mungkin suatu saat akan benar-benar percaya pas dirinya sudah menjadi tua renta atau pas dirinya berada dipenghujung ajal...hehe... sedikit serius ini hehehe..... tapi tetap hanya bercanda kok... tapi ya tetap serius karena begitulah kenyataannya.... hahaha... hidup memang hanya sebentar.

Dan kini satu persatu teman-teman muda di kampungku termasuk kakakku sendiri sudah melepas masa lajangnya, suasana sudah berubah tidak akan seperti dulu lagi....hehe teman-teman angkatanku satu persatu sudah membangun keluarga...hehe tinggal saya....hik...hik...
haha.... ya enggaklah itukan teman-temanku yang cewek, wajarlah kalau cewek, ini sudah waktunya untuk melepas masa lajangnya. Semoga saya segera menyusul tapi pertama harus menemukan siapa dulu yang mau mendampingi sisa hidupku ini...hehe.... Jadi ingat waktu akhir kuliah dulu sering bercanda dengan sahabatku, "Tuhan sisakan perawan untukku."
hehe tapi saya tetap tidak mau cepat-cepat nikah kok haha...masih ingin bebas dulu dan yang pastinya masih ingin fokus dalam pekerjaan dulu... setelah benar-benar siap nanti pasti akan segera saya lepas masa lajang ini.... bantu saya Tuhan....karena, tanpamu tetap semua tak akan pernah terwujud.

Sekian dan sekali lagi selamat menjalani tahun yang baru ini.... tetap semangat.... GBU